Kasus infeksi amoeba pemakan otak mematikan dikabarkan semakin meluas di AS. Baru-baru ini, terdapat laporan kasus seorang wanita berusia 30 tahun-an yang dilarikan ke rumah sakit lantaran tak sadarkan diri.
Wanita dari negara bagian Midwestern ini disebut mengalami sejumlah gejala, antara lain, sakit kepala parah, sensitivitas cahaya, mual, dan kebingungan.
Awalnya, wanita tersebut diduga mengalami meningitis bakteri atau radang otak yang disebabkan oleh bakteri. Namun, berdasarkan peninjauan lebih lanjut, pasien tersebut diketahui telah pergi ke pantai danau air tawar bersama keluarganya dan membenamkan kepalanya di bawah air empat hari sebelum ia mengalami gejala-gejala tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil pemeriksaan menunjukkan sampel serebrospinal atau cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang pada pasien tersebut negatif bakteri. Tim medis pun mulai menduga wanita tersebut mungkin terjangkit virus.
Namun, kondisi wanita itu diketahui terus memburuk. Tim medis akhirnya menghubungi Biro Penyakit Menular di departemen kesehatan negara bagian tentang penyebab potensial lainnya, kemudian departemen tersebut menghubungi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
CDC pun menduga bahwa kasus tersebut mungkin disebabkan oleh bakteri N Fowleri atau spesies amoeba pemakan otak. Pihak CDC juga memberikan informasi tentang miltefosine, obat yang telah membunuh N fowleri di laboratorium dan membunuh spesies amoeba pemakan otak lainnya pada manusia.
"Pasien menanggapi pengobatan dengan baik. Dua minggu setelah timbulnya gejala, dia pulih dengan kerusakan saraf minimal dan dapat melanjutkan kehidupan berkualitas tinggi bersama keluarganya," kata laporan itu.
NEXT: Peningkatan Kasus Akibat Perubahan Iklim
Sebelumnya, infeksi amoeba ini hanya dilaporkan menyerang orang-orang di negara bagian AS Selatan. Namun akibat perubahan iklim yang terjadi, amoeba tersebut mulai menyebar ke sejumlah negara bagian AS Utara.
"Peningkatan kejadian N fowleri di iklim utara hanyalah salah satu dari banyak cara perubahan iklim mengancam kesehatan manusia dan manfaat pendidikan baru dari penyedia layanan kesehatan," kata penulis laporan kasus dalam sebuah makalah yang diterbitkan 16 Mei dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat Ohio.
Naegleria fowleri adalah jenis organisme bersel yang biasanya hidup secara bebas di tanah dan perairan, seperti sungai air tawar, danau, dan sumber mata air panas. Layaknya amoeba pada umumnya, organisme ini memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Dalam sejumlah kasus, amoeba dapat menyusup ke otak dan sumsum tulang belakang manusia melalui hidung. Ketika masuk ke dalam tubuh, amoeba ini bisa menimbulkan infeksi otak atau disebut sebagai Primay Amebic Mengoencephalitis (PAM) yang bisa berakibat fatal hingga berujung kematian.
"Profesional kesehatan masyarakat Ohio harus memperhatikan kejadian infeksi N fowleri di negara bagian utara termasuk Indiana, Iowa, dan Minnesota, serta tujuan liburan umum untuk warga Ohio di mana infeksi N fowleri telah dilaporkan, seperti Virginia, North Carolina, Selatan. Carolina, Georgia, dan Florida," catat laporan kasus baru tersebut.
Kasus PAM adalah kasus yang tergolong jarang terjadi. Sejak 1962, sekitar nol hingga delapan kasus telah dilaporkan secara nasional setiap tahunnya. Sebagian besar infeksi ini dikaitkan dengan seseorang yang berenang di Selatan, terutama di Florida dan Texas.
Simak Video "Video Momen Pasien Parkinson Main Klarinet saat Operasi Otak"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)











































