Kemenkes RI Juga Waspadai 'Disease X', Database Biogenomik Diperkuat!

Kemenkes RI Juga Waspadai 'Disease X', Database Biogenomik Diperkuat!

Vidya Pinandhita - detikHealth
Selasa, 30 Mei 2023 12:32 WIB
Kemenkes RI Juga Waspadai Disease X, Database Biogenomik Diperkuat!
Kemenkes RI mewaspadai disease X. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ktsimage)
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini mewanti-wanti kemunculan pandemi baru, yang dikhawatirkan berpotensi lebih mematikan dari COVID-19. Istilah 'Disease X' pun kini menggema lantaran ahli-ahli kesehatan belum mengetahui pasti jenis dan sumber penyakit yang nantinya bakal menjadi pandemi menyusul virus Corona.

Hal ini turut menjadi sorotan Kementerian Kesehatan RI. Sebagiamana disampaikan oleh Chief Digital Transformation Office Kemenkes RI, Setiaji, kemunculan disease X di masa mendatang perlu diantisipasi sedini mungkin. Tak lain, dengan sebisa mungkin membatasi risiko perkembangbiakannya.

"Itu juga salah satunya (sorotan Kemenkes RI). Karena kan penyakit terus bermutasi. Makanya penting kita memiliki database terhadap varian-varian virus dengan pemanfaatan biogenomik," ungkapnya saat ditemui detikcom di kantor Kemenkes RI, Selasa (30/5/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti kita akan padukan antara data klinisi, data biogenomik, kemudian data dari tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya sehingga itulah yang kita bisa lakukan simulasi terhadap next terjadi penyakit-penyakit tertentu," beber Setiaji lebih lanjut.

Dalam hal ini, Setiaji juga mengacu pada situasi Indonesia tiga tahun terakhir diterpa pandemi COVID-19. Menurutnya, belajar dari pengalaman tersebut, deteksi terhadap perkembangkan penyakit adalah kunci untuk menghadapi risiko pandemi ke depannya.

ADVERTISEMENT

"Berdasarkan pengalaman kemarin, makanya kita meneruskan program yang PeduliLindungi untuk 3T (testing, tracing, treatment) untuk penyakit-penyakit lain. Seperti misalnya TB. Tahun lalu kita berhasil mendongkrak dari sisi testing. Itu penting supaya kita tahu siapa yang menderita penyakit tersebut, kemudian ditularkan ke mana," jelas Setiaji.

"Dengan integrasi sistem saat ini menggunakan SatuSehat dan sebagainya terhubung ke seluruh layanan kesehatan sehingga perpindahan orang pun bisa kita deteksi. Atau yang bersangkutan sebelumnya terkena penyakit TB di daerah mana. Ketika berobat, bisa dideteksi riwayat historisnya menggunakan Satu Sehat," pungkasnya.




(vyp/up)

Berita Terkait