Ramai-ramai Netizen Pilih Berobat ke Penang, Kemenkes Angkat Bicara

Round Up

Ramai-ramai Netizen Pilih Berobat ke Penang, Kemenkes Angkat Bicara

Charina Elliani - detikHealth
Rabu, 31 Mei 2023 05:30 WIB
Ramai-ramai Netizen Pilih Berobat ke Penang, Kemenkes Angkat Bicara
Netizen ramai-ramai buka suara alasan pilih berobat ke Penang (Foto: Getty Images/graphixel)
Jakarta -

Perbincangan yang membandingkan dokter di dalam negeri dengan dokter luar negeri kerap menjadi topik hangat di kalangan warganet. Baru-baru ini, viral curhat sejumlah netizen yang membandingkan pengobatan di Penang, Malaysia.

Beberapa dari mereka mengaku mengeluarkan lebih banyak uang untuk bisa berobat di dalam negeri dibandingkan di Penang. Selain itu, pengobatan di Penang juga mereka sebut mampu menyembuhkan dalam waktu singkat dan minim tindakan tanpa memerlukan operasi.

"Baru denger cerita pengalaman pasien yang divonis 15 dokter harus ganti tempurung lutut (kurang lebih 150 juta), ambil second opinion ke Penang, ga perlu operasi, total biaya pengobatan kurang lebih 50 jt sudah sama PP," terang salah satu akun di Twitter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satu lagi udah MRI di Indo divonis pergeseran tulang belakang. Di Penang cuma suruh pake koyo aja," lanjut dia.

Tanggapan Kemenkes

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menyayangkan anggapan demikian. Menurutnya, secara kualitas, dokter di Indonesia tak kalah dengan luar negeri.

ADVERTISEMENT

"Kita tahu ada sekitar 160 triliun rupiah yang dibelanjakan warga negara Indonesia kita untuk pengobatan di luar negeri. Sementara kalau kita lihat memang kompetensi dan kemampuan, sarana serta prasarana, kita sama baiknya," tegas dr Nadia, saat dihubungi detikcom Selasa (30/5).

Meski fakta menunjukkan banyaknya jumlah warga negara RI yang memilih untuk berobat ke luar negeri setiap tahunnya, pemerintah saat ini terus mengupayakan pengembangan dan perbaikan layanan kesehatan agar seluruhnya bisa memiliki standar internasional. Dalam hal ini, sejumlah fasilitas kesehatan ternama di negara maju juga turut dijadikan acuan.

"Bekerja sama dengan fasilitas kesehatan internasional yang ternama, yang merupakan pusat rujukan global seperti Mayo Clinic, Cleveland, dan seterusnya."

Kerja sama yang dimaksud adalah berupa transfer knowledge dan pendekatan layanan kepada masyarakat umum.

"Ini adalah untuk semakin memperkuat layanan fasilitas kesehatan dan SDM nakes kita," pungkasnya.

NEXT: Penjelasan Dokter Spesialis Ortopedi

Dokter spesialis ortopedi dr Asa Ibrahim ikut menanggapi keluhan tersebut dengan menjelaskan kondisi yang memungkinkan seseorang butuh tindakan pergantian lutut. detikcom sebelumnya sudah mendapatkan izin mengutip cuitan dr Asa dalam akun Twitter pribadinya.

Menurut dr Asa Ibrahim, operasi pergantian lutut kerap dipicu osteoarthritis atau pengapuran, saat sendi lutut sudah terlampau rusak berat. Salah satu pilihan prosedur untuk mengatasinya adalah dengan menjalankan operasi untuk menggantikan permukaaan sendi yang rusak dengan permukaan sendi baru.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kondisi ini mungkin bisa ditangani tanpa operasi, namun hanya efektif untuk mengurangi rasa nyeri, kaku, dan gejala lain.

"Caranya dengan obat, fisioterapi, suntik, jaga aktivitas, turun berat badan dan sebagainya," terang dia.

Dalam kondisi yang sudah parah, sulit untuk bisa mengembalikan fungsi atau menyembuhkannya tanpa menjalankan tindakan operasi.

"Pasien-pasien saya pun lebih banyak memilih tidak operasi meskipun sudah parah, iya gapapa tapi pasien harus paham tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi gejala," imbuhnya.

"Sehingga cerita dilanjutkan lagi seharusnya, sekarang kondisi gimana? Sudah sembuh? Apa mungkin ada pengobatan bikin orang jadi anak muda lagi? Kalau bisa share ronsennya," kata dr Asa.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video Prabowo: Indonesia Butuh Dokter-Ilmuwan yang Banyak"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)
Berobat di RI Vs Malaysia
7 Konten
Viral curhat netizen ramai-ramai mengungkap alasan di balik memilih pengobatan di Penang, ketimbang di RI. Ternyata ini pemicunya.

Berita Terkait