Alat bantu seks 'preloved' alias bekas pakai yang dijajakan pedagang loakan di Jaktim mencuri perhatian warganet. Mainan-mainan seks mulai dari dildo hingga vibrator tersebut dijual dengan harga relatif murah, mulai dari Rp 50 ribu sampai dengan Rp 200 ribu.
Meski bekas, sextoys 'preloved' itu ternyata cukup diminati oleh pengunjung yang berdatangan.
Pakar seks sekaligus dokter spesialis obstetri dan ginekologi dr Boyke Dian Nugraha ikut menyoroti fenomena ini. Ia dengan keras menyarankan agar masyarakat tidak membeli apalagi sampai menggunakan mainan seks yang sudah 'preloved'.
"Ya pikirin aja nggak sih, itu udah bekas dipakai orang, terus masak kita pakai," ujarnya saat dihubungi detikcom, Kamis (1/6/2023).
Menurut dr Boyke, penggunaan alat bantu seks bekas sangat berpotensi menimbulkan penyakit. Apalagi, jika tidak dibersihkan secara menyeluruh dan sesuai prosedur.
"Pada wanita, efeknya bisa menimbulkan keputihan. Keputihannya itu yang mengeluarkan bau, terasa nyeri, apalagi sampai keluar darah. Kalau udah kayak gitu, langsung cek ke dokter. Jangan macam-macam deh," ungkapnya.
Tak hanya bagi penggunanya saja, penggunaan alat bantu seks 'preloved' juga bisa menimbulkan gangguan kesehatan bagi pasangan.
"Mungkin dia pasangannya jauh, LDR, dan kebetulan birahi seksnya tinggi. Terus pasangannya pulang LDR, mereka berhubungan seks, itu bisa nularin," imbuhnya.
Kendati demikian, dr Boyke tidak menampik produk sextoys bekas diminati banyak orang, apalagi harganya jauh lebih murah dibandingkan beli baru.
"Mungkin yang beli itu janda-janda, duda-duda, orang yang birahi seksnya tinggi. Mereka mau beli di sana umumnya orang-orang menengah ke bawah yang tidak punya uang untuk beli baru. Kalau sextoys di online shop itu harganya Rp 600 ribuan," paparnya.
NEXT: Tips membersihkan sextoy menurut dr Boyke
(up/up)