Penyakit Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau yang dalam bahasa Indonesianya disebut Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) baru-baru ini viral di kalangan warganet. Hal ini berawal dari cuitan pengguna media sosial yang mengaku mengidap ADHD.
Tanpa waktu lama, postingan tersebut langsung dibanjiri komentar para netizen. Salah satunya bahkan menyebut kalau ADHD disebabkan oleh faktor genetik. Apakah benar demikian?
Psikologi klinis Annisa Mega Radyani, MPsi mengungkapkan faktor genetik memang bisa menjadi salah satu penyebab munculnya ADHD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"ADHD ini memang salah satunya dipengaruhi faktor genetik. ADHD itu kan termasuk neurodevelopmental disorder dan memang bisa diturunkan," ungkapnya saat dihubungi detikcom, Selasa (6/6/2023).
Hal ini sejalan dengan temuan Norwegian Institute of Public Health yang mengatakan ADHD dapat diturunkan oleh ibu, ayah, maupun kedua orang tua. Penelitian tersebut juga mengungkapkan risiko ADHD diturunkan lebih besar jika berasal dari pihak ibu.
Meski demikian, psikologis klinis Kantiana Taslim, MPsi mengatakan genetik bukanlah satu-satunya faktor yang dapat memicu ADHD.
"Sebenarnya nggak satu faktor aja ya. Jadi gangguan itu sendiri nggak cuma dari faktor genetik, mungkin memang ada faktor genetik atau misalnya faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan fungsi biologis seseorang, tapi nggak semata-mata karena itu aja," paparnya kepada detikcom.
"Jadi memang banyak faktor yang bisa memengaruhi, sehingga penanganannya pun tidak cuma dari segi biologis atau fisik saja," sambungnya.
Baca juga: Lagi Viral di Medsos, Apa Sih Itu ADHD? |
NEXT: Pengaruh lingkungan dan faktor lain
Kantiana menjelaskan selain genetik, ADHD juga bisa dipicu berbagai faktor yang terjadi selama masa kehamilan atau ketika anak masih kecil.
"Mungkin ada gangguan otak tertentu ketika masih kecil, atau paparan dari faktor-faktor risiko yang ada di lingkungan ketika ibunya lagi hamil atau ketika anaknya masih muda," terangnya.
"Pengaruh dari rokok, alkohol, dan zat-zat berbahaya yang digunakan selama kehamilan juga bisa memengaruhi faktor perkembangan bayi," pungkasnya.
Baca juga: Lagi Viral di Medsos, Apa Sih Itu ADHD? |
Simak Video "Video: Bahaya Self-diagnosis Kesehatan Mental Lewat Informasi di Medsos"
[Gambas:Video 20detik]
(Atta Kharisma/up)











































