Empat bocah ditemukan masih hidup setelah menjadi korban pesawat jatuh di Kolombia. Keempat anak tersebut hilang selama 40 hari di hutan Amazon, wilayah paling berbahaya di dunia dengan berbagai hewan buas.
Keempat anak itu bernama Lesly Jacobombaire Mucutuy (13), Soleiny Jacobombaire Mucutuy (9). Tien Ranoque Mucutuy (4), dan bayi Cristin Ranoque Mucutuy (1). Mereka diselamatkan pada Jumat lalu, setelah penyelamat menelusuri hutan selama berminggu-minggu di daerah terpencil.
Insiden pesawat jatuh diketahui menewaskan tiga orang dewasa yakni pilot Hernando Murcia Morales, pemimpin suku Yarupar Herman Mendoza Hernández, dan Ibu dari keempat anak tersebut, Magdalena Mucutuy Valencia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara Mereka Bertahan Hidup
Juru bicara militer Kolombia Pedro Arnulfo Sánchez Suárez mengatakan bahwa keempat anak tersebut dapat bertahan hidup karena mengonsumsi tepung singkong yang dikenal sebagai fariña. Makanan itu biasanya digunakan oleh suku asli di wilayah tersebut.
"Beberapa hari setelah kecelakaan itu, mereka memakan farina yang mereka bawa ke sana, tetapi mereka (akhirnya) kehabisan makanan dan memutuskan untuk mencari tempat di mana mereka bisa bertahan hidup," kata Suárez dikutip dari CNN, Sabtu (17/6/2023).
"Mereka kekurangan gizi tetapi sepenuhnya sadar ketika kami menemukan mereka," tambahnya.
Menurut Organisasi Masyarakat Adat Amazon Kolombia, keberlangsungan hidup anak-anak merupakan tanda pengetahuan terhadap lingkungan alam yang telah diajarkan dan dipelajari dari ibu mereka serta telah dipraktikkan sejak usia dini.
Hal ini juga diutarakan oleh nenek mereka Fatima Valencia. Menurut laporan Agence France-Presse bahwa anak tertua yakni Lesly yang berusia 13 tahun mempunyai sifat seperti pejuang dan selalu menjaga adik-adiknya.
Kakek mereka juga mengatakan bahwa saudara laki-laki yang berusia 9 dan 4 tahun sangat terampil saat berjalan di hutan. Pengetahuan mereka mengenai hutan, membantu anak-anak lainnya dapat bertahan hidup.
Sementara itu, Carlos Peres, seorang profesor ekologi hutan tropis di University of East Anglia di Inggris yang telah bekerja dengan delapan kelompok etnis di hutan Amazon, membeberkan dalam sebuah wawancara terkait cara anak-anak tersebut bertahan hidup.
"Empat anak Barat dengan usia yang sama akan mati di sana, katanya, tetapi banyak anak dari komunitas Pribumi di Amazon menjadi dewasa sangat dini dan pada usia dini mempelajari keterampilan dasar untuk bertahan hidup di hutan, termasuk cara mencari makanan dan cara menghindari predator. Di beberapa komunitas tempat dia bekerja, anak-anak mungkin mulai memanjat pohon sejak usia 1 tahun," kata dia.
Pengalaman hilang di hutan meninggalkan trauma bagi anak-anak. Sebab, hutan Amazon dikenal sebagai rumah bagi hewan-hewan buas seperti ular berbisa, ocelot, hingga jaguar.
"Di bagian Amazon itu, akan ada sekitar 80 spesies ular yang berbeda, tetapi hanya lima di antaranya yang berbisa dan mereka [penduduk asli] dapat membedakan ular berbisa dari yang tidak berbisa," ucapnya lagi.
NEXT: Kondisi Keempat Anak saat Ditemukan
Pihak keluarga menjelaskan bahwa keempat anak tersebut ditemukan di hutan terbuka tanpa memakai sepatu, kurus karena kekurangan gizi, dan kelelahan. Mengacu pada laporan medis yang mengatakan bahwa mereka mengalami dehidrasi dan masih tidak bisa makan tetapi sehat dan terhindar dari bahaya.
"Yang diperlukan sekarang adalah menstabilkan (kesehatan mereka)," kata Menteri Pertahanan Kolombia Ivan Velasquez dikutip dari CNN, senin (12/6/2023).
Sedangkan menurut RS Pusat Militer Bogota Jenderal Carlon Rincón Arago mengatakan bahwa keempat bocah tersebut memiliki gigitan dan luka pada kulitnya. Mereka mendapatkan nutrisi dan psikologis serta dirawat di rumah sakit selama dua sampai tiga minggu.
"Mereka masih sangat sedikit berbicara dan lemah, tetapi mereka ingin bermain. Mari beri mereka waktu," katanya.











































