Indonesia perlahan mulai mempersiapkan proses transisi dari masa pandemi ke 'endemi' COVID-19. Namun, pemerintah belum secara resmi menerangkan kapan persisnya situasi COVID-19 saat ini memasuki fase 'endemi'. Tren kasus COVID-19 di Indonesia beberapa pekan terakhir menunjukkan penurunan drastis, kasus kematian tidak lagi melampaui lima orang per hari.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan memasuki endemi, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran terhadap kesehatannya masing-masing.
Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu bentuk intervensi terbaik yang bisa dilakukan.
"Yang paling baik adalah bagaimana masyarakat itu menyadari kalau dia mesti menghadapi masalah kesehatan itu sendiri. Contoh demam berdarah, pemerintah kan tidak memaksakan. Masyarakat harusnya tahu kalau di musim hujan, ada banyak nyamuk demam berdarah," terangnya saat ditemui di Gedung DPR RI Komisi IX Senayan, Jakarta, Senin (19/6/2023).
Hal yang sama juga berlaku pada kasus COVID-19. Menkes menilai alih-alih memaksakan aturan, lebih baik jika masyarakat bisa secara mandiri mengetahui dan sadar terhadap kondisi kesehatannya sendiri.
"Sama juga di COVID, daripada pemerintah mewajibkan pakai masker, itu sistem kesehatannya belum baik. Kalau sistem kesehatannya udah baik, masyarakat tahu sendiri kok, 'ah saya sehat nggak perlu pakai masker', 'saya lagi nggak enak badan jadi pakai masker'. Jadi itu kembali menjadi tanggung jawab masyarakat," jelasnya.
Ia pun menegaskan kesadaran masyarakat terhadap kesehatannya masing-masing merupakan faktor paling penting memasuki masa endemi COVID-19.
"Salah satu transisi dari pandemi ke endemi yang paling penting adalah masyarakat bisa paham mengenai penyakit dan kesehatan," tandasnya.
Lebih lanjut, Menkes menyebut pengumuman status 'endemi' COVID-19 akan langsung diumumkan oleh Presiden RI Joko Widodo. Baru-baru ini, Jokowi menyebut bakal mengumumkan status tersebut dalam satu hingga dua pekan mendatang.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(naf/naf)