Ramai curhatan seorang wanita di media sosial TikTok soal pengalamannya didiagnosis bronkitis. Kondisi ini dialaminya setelah bertemu kembali dengan pacarnya yang perokok yang sempat menjalin hubungan jarak jauh.
Dalam akun TikTok @karinasliana, gejala bronkitis ini mulai muncul setelah dirinya sering bertemu dengan pacarnya di tahun 2021. Setiap bertemu yang intensitasnya cukup sering, pacarnya selalu merokok di sampingnya.
"Sejak dia datang, sering hirup asapnya kalau dia merokok. Soalnya selalu merokok di samping dan memang ketemu hampir setiap hari," kata wanita bernama Karina Septiliana pada detikcom, Senin (19/6/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai akhirnya, di tahun 2022 wanita di Bekasi itu mulai merasakan sesak napas yang dikiranya karena asam lambung. Ketika di rontgen, hasilnya ia didiagnosis bronkitis. Sejak saat itu, mulai muncul gejala batuk berdahak, sesak napas semakin parah, hingga napas pendek.
Dokter spesialis paru Prof Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), FISR, FAPSR, menjelaskan kondisi bronkitis disebabkan terhirupnya komponen iritan seperti asap rokok, yang menyebabkan terjadinya inflamasi atau peradangan pada saluran napas.
Berdasarkan teorinya, bronkitis terbagi menjadi dua tergantung konsentrasi paparan asap rokok hingga intensitasnya menghirup asap rokok, yakni bronkitis akut dan kronik. Bronkitis akut terjadi jika paparan asap rokok hanya dalam jangka pendek, bisa berhari-hari atau beberapa minggu yang menyebabkan peradangan.
"Biasanya pada bronkitis akut tidak ada keluhan sesak, umumnya hanya keluhan batuk berdahak, jadi napasnya belum terganggu. Ini cenderung terjadi karena inflamasi jangka pendek, yang nanti diikuti dengan infeksi," jelas dr Agus saat dihubungi detikcom, Selasa (20/6/2023).
"Ketika paparan (asap rokok) setiap hari dalam jangka panjang, yang akan menyebabkan bronkitis kronik, karena terjadi selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun," lanjutnya.
dr Agus menjelaskan kondisi bronkitis kronik ini terjadi karena peradangan yang berlanjut, sehingga membuat sel-sel epitel mukosa pada saluran napas menebal dan menyempit. Itu bisa terjadi jika perokok aktif maupun pasif setiap hari terpapar dan menghirup asap rokok.
Semakin banyak asap rokok yang dikonsumsi tiap hari, maka semakin cepat timbul bronkitis kronik.
"Jadi, seseorang bisa saja 5 tahun jadi bronkitis kronik, bisa cuma 2 tahun, tergantung. Jika terkenanya (asap rokok) jarang-jarang bisa 5 tahun," ungkap dr Agus.
"Tapi kalau kenanya tiap hari, lama-lama 2 tahun bisa jadi bronkitis kronik," sambungnya.
Berbeda dengan bronkitis akut, pada kondisi kronik gejala yang muncul sudah mengarah pada saluran pernapasan. Pada saat kondisi kronik, saluran napas menyempit, menyebabkan sesak napas, dan bisa berkembang menjadi Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
(sao/kna)











































