Heboh kasus inses antara ibu dan anak di Bukittinggi, Sumatera Barat. Wali Kota Bukittinggi Erman Safar mengungkap hubungan intim sedarah itu sudah berlangsung lama.
Erman tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana kasus inses itu bisa terungkap. Namun, saat ini sang anak sudah dikarantina.
"Anak kita, dari usia SMA. Dia dari SMA sampai usia 28 tahun berhubungan badan dengan ibu kandungnya," kata Erman Safar dalam pertemuan Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Anak dikutip dari detikSumut.
"Dia sekarang sedang kami karantina," lanjutnya.
Inses merupakan hubungan seksual yang dilakukan oleh anggota keluarga inti atau kerabat terdekat yang masih 'satu darah'. Hubungan ini sangat dilarang hampir di seluruh dunia.
Dampaknya juga bisa sangat fatal, terlebih jika ada keturunan yang lahir dari hubungan tersebut. Umumnya, mereka akan melahirkan keturunan yang memiliki risiko kelainan resesif atau kelainan lain secara fisik atau mental, serta penyakit genetik lainnya.
Laman Complex Post-Traumatic Stress Disorder Foundation (CPTSD Foundation) menyebut penelitian menunjukkan bahwa 10-20 persen anak yang hidup melalui inses menjadi korban perkosaan oleh salah satu anggota keluarganya.
Orang dewasa yang lahir dari hubungan dengan kerabat dekat atau inses seringkali mengidap kondisi psikologis seperti kesulitan dalam menjalin relasi sosial, rendah diri, gangguan mental, depresi, gangguan stres pasca-trauma dan kepribadian ambang.
Berikut deretan kasus keluarga inses atau melakukan perkawinan sedarah yang berujung fatal:
1. Keluarga Whitaker
Sempat viral sebuah keluarga asal Virginia Barat, Amerika Serikat, yang disebut melakukan perkawinan sedarah. Kisah ini sebelumnya diungkap oleh Mark Laita, orang yang pertama kali memperlihatkan kondisi keluarga tersebut dalam bukunya 'Created Equally' pada 2004 lalu.
Beberapa anggota keluarga Whitaker memiliki kelainan mental dan fisik. Mereka adalah Lorraine, Ray, Timmy yang terkena cacat mental. Ray bahkan tidak bisa berbicara dan hanya mendengus.
"Beberapa anggota hanya berkomunikasi melalui gerutuan dan tidak dapat berbicara. Beberapa tidak bersekolah," demikian laporan The Sun.
(sao/kna)