Perusahaan Johnson & Johnson (J&J) menghadapi puluhan ribu tuntutan hukum dari korban yang menyebut bedak taburnya mengandung asbes dan menyebabkan mereka mengalami kanker. Setelah bertahun-tahun, perusahaan tersebut bersedia memberi ganti rugi sebesar 8,9 miliar dolar AS kepada korban.
Dilaporkan Reuters, ribuan tuntutan hukum yang diajukan terhadap Johnson & Johnson mengklaim bedak tabur mereka menyebabkan sejumlah konsumen mengalami kanker ovarium atau mesothelioma. Kanker tersebut adalah jenis kanker agresif yang dapat mempengaruhi lapisan paru-paru, perut, bahkan jantung.
Saat ini pihak J&J telah mengakhiri penjualan bedak bayi berbahan 'talc'. Bahan ini lah yang disebut-sebut memicu kanker pada konsumennya.
Seorang penggugat, Emory Hernandez, mengaku mengalami kanker mesothelioma yang dipicu oleh bedak tabur J&J. Hernandez mengidap kanker mesothelium yang termasuk ganas dan bisa berdampak fatal.
Meski begitu, J&J berpendapat dalam kasus penyakit Hernandez, yang mempengaruhi jaringan di sekitar jantungnya, sangat jarang dilaporkan berkaitan dengan paparan asbes seperti yang dituduhkan.
Produk bedak talek yang terkontaminasi asbes telah menyebabkan kanker pada orang yang menghirup bedak secara teratur. Beberapa peneliti menyarankan ketika wanita mengoleskan bedak yang terkontaminasi ke alat kelamin mereka setelah mandi atau berendam, serat asbes mungkin juga menyebar ke saluran reproduksi ke ovarium mereka.
Next: Awal mula temuan asbes
Simak Video "Video: Asbes, Material Murah yang Mengancam Kesehatan Paru-paru"
(kna/kna)