Bullying di kalangan nakes sendiri ternyata memang sudah cukup meresahkan. Beberapa waktu yang lalu, seorang dokter yang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) curhat kepada Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin soal bullying yang dia terima dari seniornya. Dia bahkan mengaku mengalami post traumatic stress disorder (PTSD) dan harus menjalani konseling dengan profesional.
CEO PT Penggerak Indonesia Sehat, dr Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD, membenarkan soal bullying di kalangan nakes. Misalnya, mahasiswa atau dokter yang disuruh untuk membelikan barang-barang dengan budget pribadi oleh seniornya.
"Contoh, ada yang disuruh beliin makan untuk senior-seniornya Disuruh ya, bukan traktiran karena acara, tapi memang itu jadi kayak daily living. Ada yang disuruh ngerjain tugas seniornya, atau disuruh bayarin pengeluaran-pengeluaran atau expense senior-seniornya, kayak listrik, air, bensin, gas, belanjaan hari-hari. Itu ada terjadi," ujarnya saat ditemui detikcom di Senayan, Rabu (12/7/2023).
Kasus bullying pun tidak hanya terjadi dalam bentuk fisik saja. Perwakilan Perkumpulan Farmasi Apoteker Indonesia, Sok Hun Bena, SSi, mencontohkan kasus ujian CBT Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) yang terjadi pada tahun 2022 lalu.
"Apa yang terjadi tahun lalu, periode 6-7 Agustus? Mungkin bukan bullying secara fisik, tetapi pada saat nilai ujian yang tiba-tiba diubah dan kemudian banyak orang yang sudah tahu di awal sistem bilang dia lulus, selang beberapa menit kemudian, tidak lulus," ucapnya.
"Apa yang terjadi? Berapa banyak yang depresi, berapa banyak yang masuk rumah sakit, berapa banyak orang tua mereka yang mendadak harus dirawat? Apa itu bukan bullying? That's part of bullying, tapi they cannot speak up. Kenapa? Karena terkait nanti ke depannya, 'oiya nanti perizinan kita dipersulit'," pungkasnya.
Simak Video "Video: Menkes Ungkap Syarat Penerima Rumah Subsidi Nakes"
(ath/naf)