Fenomena bullying di lingkungan pendidikan calon dokter spesialis beberapa waktu terakhir menjadi pembicaraan hangat. Hal itu terjadi karena munculnya berbagai keluhan terkait bullying hingga permainan penilaian yang akhirnya mempengaruhi proses pendidikan.
Bahkan tak sedikit calon dokter yang mengikuti Program Pendidikan Spesialis Dokter Spesialis (PPDS) mengalami depresi karena bully yang dialami.
Terkait banyak kasus bully di lingkungan pendidikan dokter spesialis Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin akan melakukan tindakan tegas, terlebih kasus bullying di lingkungan pendidikan dokter spesialis sudah berlangsung bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkait bullying saya akan tegas karena itu sudah puluhan tahun terjadi. Sama seperti dengan masalah ketersediaan dokter spesialis, kejadian ini sudah puluhan tahun terjadi di RS-RS pendidikan kita," ucap Menkes Budi ketika ditemui di Jakarta Pusat, Jumat (14/7/2023).
"Tidak pernah ada keberanian atau ketegasan untuk melarang hal tersebut. Jadi saya akan sebentar lagi akan keluarkan aturan bahwa itu dilarang," sambungnya.
Menkes Budi mengatakan tindakan tegas akan dilakukan pada pelaku bully baik itu dari senior ataupun pengajar. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan perlindungan yang cukup bagi mahasiswa kedokteran.
Tidak hanya persoalan kerugian secara mental, Menkes Budi juga menyoroti kerugian materil yang mungkin dialami oleh korban bully di lingkungan pendidikan dokter spesialis.
"Sekarang siswa yang ikut PPDS harus keluarkan sampai puluhan juta hanya untuk membayar senior-seniornya untuk hal-hal yang sangat personal," ujar Menkes Budi.
"Mereka juga menerima tindakan-tindakan yang menurut saya tidak pantas untuk dilakukan mereka cuman nggak berani ngomong," sambungnya.
Lebih lanjut, Menkes Budi juga mengancam bagi siapapun pelaku bully yang tidak memberikan rekomendasi pada siswa pendidikan dokter spesialis akan segera ditindak.
"Mereka takut ngomong kalau ngomong bisa nggak dikasih rekomendasi terus semakin dibully, saya akan tegas pada rumah sakit pendidikan kalau ada yang melakukan itu kami akan sikat," pungkasnya.
(avk/naf)











































