Baru Lagi! WHO Temukan Obat Sirup Flu Tercemar EG-DEG, Beredar di Irak

Baru Lagi! WHO Temukan Obat Sirup Flu Tercemar EG-DEG, Beredar di Irak

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Selasa, 08 Agu 2023 09:00 WIB
Baru Lagi! WHO Temukan Obat Sirup Flu Tercemar EG-DEG, Beredar di Irak
Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/spukkato
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menandai sejumlah sirup flu yang terkontaminasi pada Senin (7/8/2023). Diketahui, obat sirup tersebut diproduksi oleh sebuah perusahaan India.

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan kumpulan sirup, bermerek Cold Out, yang ditemukan di Irak memiliki batas kontaminan etilen glikol dan dietilen glikol yang lebih tinggi dari batas aman. Obat tersebut diproduksi oleh Laboratorium Fourrts (India) untuk Dabilife Pharma.

Dari batch yang ditemukan memiliki 0,25 persen dietilen glikol dan 2,1 persen etilen glikol. Sementara batas aman berdasarkan ketentuan WHO untuk kedua kontaminan tersebut hanya sampai 0,10 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Channel News Asia, WHO menambahkan produsen dan pemasar belum memberikan jaminan kepada atas keamanan dan kualitas produk. Bahkan, pihak perusahaan belum memberikan tanggapan langsung terkait kasus ini.

Peringatan tentang obat sirup Cold Out ini adalah peringatan terbaru yang dikeluarkan dalam beberapa bulan terakhir tentang sirup obat batuk terkontaminasi yang dijual di seluruh dunia. Setidaknya lima dari sirup yang diteliti melibatkan pabrikan India.

ADVERTISEMENT

Sirup obat batuk yang dibuat di India dikaitkan dengan kematian sedikitnya 89 anak di Gambia dan Uzbekistan tahun lalu. Otoritas India juga menemukan pelanggaran di Riemann Labs, yang sirup obat batuknya dikaitkan dengan kematian anak-anak di Kamerun.

Sebelumnya, regulator India telah membatalkan lisensi manufaktur Marion Biotech, yang mengekspor sirup ke Uzbekistan, dan menangkap beberapa karyawannya.

Perusahaan yang terlibat di Gambia, Maiden Pharmaceuticals, membantah bahwa obat-obatannya bertanggung jawab atas kematian di negara tersebut, dan pengujian oleh laboratorium pemerintah India tidak menemukan racun di dalamnya.




(sao/naf)

Berita Terkait