Pemicu Terbanyak Ibu Bekerja Berhenti Menyusui: Cuti Melahirkan Kurang Panjang

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Selasa, 08 Agu 2023 14:01 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/blanscape
Jakarta -

Menyusui mempunyai manfaat bagi ibu dan bayi. Melalui proses menyusui, anak akan mendapatkan gizi dan nutrisi terbaik seperti saat berada dalam kandungan.

Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan hingga 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan pendamping ASI atau (MPASI). Hanya saja, terjadi penurunan pemberian ASI eksklusif pada anak di usia 3 bulan.

"Terjadi penurunan pada bulan ketiga, biasanya ibu sudah mulai bekerja, ASI eksklusifnya turun," tutur Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, Maria Endang Sumiwi dalam diskusi daring, Selasa (8/8/2023).

Di Indonesia, ada sekitar 52,74 juta orang atau sekitar 38,98 persen ibu yang bekerja. Ketika ibu mulai bekerja dan selesai masa cuti melahirkan, terjadi penurunan pemberian ASI. Kurangnya dukungan dari keluarga sampai tak ada fasilitas memadai untuk memerah ASI atau ruang laktasi di tempat kerja menjadi faktor pemicu ibu bekerja berhenti memberikan ASI.

Padahal ruang laktasi adalah hak para ibu menyusui yang wajib dipenuhi oleh setiap perusahaan. Minimnya dukungan menyusui di tempat kerja menjadi salah satu penyebab berhentinya atau tidak menyusui lagi bagi perempuan pekerja.

"Kita membutuhkan dukungan semua pihak agar semua ibu bekerja tetap bisa memberikan ASI eksklusif," beber dr Endang.



Simak Video "Video Mitos atau Fakta: Ibu Dilarang Menyusui saat Hamil"

(kna/up)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork