Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr Maxi Rein Rondonuwu menyebut sasaran vaksinasi HPV tahun ini terus diperluas di lebih dari 200 kabupaten dan kota, termasuk daerah terpencil. Per hari ini, Rabu (9/8/2023) pencanangan vaksinasi HPV juga dilakukan di Minahasa.
Vaksinasi HPV masuk dalam program imunisasi yang diberikan pada anak perempuan di kelas 5 dan 6 sekolah dasar. Pasalnya, kematian akibat kanker leher rahim selama ini relatif tinggi yakni di angka 60 persen dari jumlah kasus.
"Di Indonesia ini yang tercatat saja, hampir 40 ribu setiap tahun, itu yang tercatat, yg meninggal, case fatality ratenya itu 60 persen, jadi 20 ribu meninggal karena datang sudah terlambat," bebernya dalam konferensi pers di Tondano, Rabu (8/9/2023).
Menurut dr Maxi, program tersebut sebenarnya sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu, namun sempat hanya terfokus di DKI Jakarta. Kini, perluasan vaksinasi juga dilakukan dengan memasukkan program vaksin rotavirus, mencegah kasus diare parah.
Kasus tersebut juga menjadi salah satu penyumbang terbanyak kematian anak balita.
"Selain pentingnya deteksi skrining awal, imunisasi juga penting. Selain paling murah, karena kalau sudah kena kanker leher rahim, biaya yang dikeluarkan sangat mahal biayanya, kemoterapi dan apapun," bebernya.
"Oleh karena itu pemerintah melakukan perluasan untuk imunisasi HPV di nasional," sambung dr Maxi.
Pemerintah berpesan agar setiap orangtua memastikan membawa anaknya mengikuti vaksinasi HPV.
"Coba agar ini dimanfaatkan. Karena vaksinnya terus terang mahal, makanya kita baru mulai di kelas 5 dan 6 SD. Yang sudah kawin sampai 40 tahun masih ada aktivitas seks itu perlu, tapi bagaimana mendapatkannya? Iya tentu di luar program pemerintah, silakan dokter praktik klinik mana swasta. Tapi untuk yang gratis kelas 5 dan 6 SD," pungkas dia.
Simak Video "Video Ketua Komnas KIPI: Kanker Serviks Bisa Dicegah dengan Vaksin HPV"
(naf/up)