Polusi di Ibu Kota Mengkhawatirkan, Dinkes DKI Buka-bukaan Data Kasus ISPA

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Jumat, 11 Agu 2023 11:57 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Polusi udara di DKI Jakarta tidak baik-baik saja, pagi ini konsentrasi PM 2.5 bahkan mencapai 20 kali lipat di atas pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Risiko jangka panjang tidak hanya mengintai penyakit paru, tetapi juga bisa berimbas pada stroke dan jantung.

Efek polusi yang paling banyak terasa adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Apakah kasusnya dilaporkan ikut merangkak naik di ibu kota? Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinkes DKI dr Ngabila Salama merilis data kasus ISPA lima bulan terakhir, sepanjang 2023.

Kasus ISPA terpantau konsisten di angka 100 ribu kasus setiap bulan, paling banyak dilaporkan pada April 2023 dengan total 109.705 orang terinfeksi. Sementara pada Mei, angkanya relatif sedikit menurun di angka 99 ribu.

Berikut data detailnya:

  • Januari: 102.609 kasus
  • Februari: 104.638 kasus
  • Maret: 119.734 kasus
  • April: 109.705 kasus
  • Mei: 99.130 kasus
  • Juni: 102.475 kasus

"Tidak ada kenaikan yang bermakna dan trend masih tetap. Tidak ada kenaikan kasus ISPA yang bermakna sejak bulan April 2023 sd Juli 2023," klaim dr Ngabila.

Terpisah, spesialis paru dr Agus Dwi Susanto, SpP mengatakan untuk jangka pendek, paparan polusi udara dapat menyebabkan masalah pada pernapasan mulai dari batuk-batuk sampai infeksi saluran napas atas.

Ukuran polutan dari PM 2.5 disebut sangat kecil sehingga mampu masuk ke saluran pernapasan. Bahkan lebih kecil dari diameter rambut dan sangat berbahaya karena mudah terhirup oleh paru manusia.

"Kalau kita hirup polusi di Jakarta ini setiap hari, berjam-jam, risiko jangka panjang bisa muncul," beber dr Agus dalam kesempatan terpisah kepada detikcom ditulis Kamis (10/8/2023).



Simak Video "Video: Langit Jakarta Cerah, Kualitas Udara Hari Ini Sehat!"


(naf/kna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork