Atlet MMA Alami Paru-paru Kolaps gegara Nge-vape, Tak Sangka Efeknya Sefatal Ini

Round Up

Atlet MMA Alami Paru-paru Kolaps gegara Nge-vape, Tak Sangka Efeknya Sefatal Ini

Vidya Pinandhita - detikHealth
Rabu, 23 Agu 2023 05:30 WIB
Atlet MMA Alami Paru-paru Kolaps gegara Nge-vape, Tak Sangka Efeknya Sefatal Ini
Seorang atlet MMA harus menjalani pengangkatan sebagian paru-paru gegara kebanyakan menggunakan vape. Foto: Kennedy News
Jakarta -

Sering mendengar bahwa efek vape dan rokok elektrik lebih 'enteng' dibandingkan rokok konvensional? Pengalaman seorang atlet MMA ini bakal mematahkan anggapan tersebut. Pasalnya gegara kebanyakan menggunakan vape, paru-paru atlet ini rusak parah hingga harus diangkat sebagian.

Atlet tersebut tak lain Sean Tobin (20). Ia mengisahkan, dirinya mulai menggunakan vape sejak 2018. Sejak itu, benda ini bak tak pernah lepas dari tangannya. Di puncak kecanduannya, Tobin biasa menggunakan satu pena vape sekali pakai 5.000 kepulan per minggu.

"Itu benar-benar menakutkan karena saya merasa telah melakukannya sendiri.Sudah bertahun-tahun saya tidak merawat paru-paru saya sebagaimana seharusnya dirawat," kata Sean Tobin dikutip dari NYPost, Selasa (22/8/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kardio saya sangat bagus. Saya sangat sehat dan seharusnya saya tidak mulai vaping," bebernya lebih lanjut.

Dengan kiprahnya sebagai pegiat kebugaran, ia tak mengira kondisi fisiknya bakal terganggu akibat penggunaan vape. Ia pikir, dengan rutin berolahraga di gym tujuh kali dalam seminggu, ia lebih terbebas dari risiko efek buruk vape. Namun sayang, ia tetap 'kecipratan' bahaya vape.

ADVERTISEMENT

Pada 20 Juli lalu, Tobin mengalami rasa sakit parah dan menusuk ketika sedang melakukan perjalanan ke pekerjaannya sebagai magang tukang listrik di Tilton.

"Ketika saya masuk ke dalam van [untuk bekerja pada 20 Juli], rasanya seperti otot di punggung saya tertarik," ucap pria yang sesekali juga mengisap ganja dan menambahkan THC (tetrahydrocannabinol), kandungan zat aktif dalam ganja tersebut.

Ia sempat mengira, kondisinya itu disebabkan pneumonia. Lantaran gejalanya terus-terusan memburuk, Tobin akhirnya memeriksakan diri pusat perawatan darurat. Dari sanalah ia menemukan, bahwa tingkat kerusakan paru-parunya sudah parah.

"Ahli radiologi membaca laporan saya, dan mereka memberi tahu saya bahwa paru-paru saya kolaps," beber Tobin, yang kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Concord New Hampshire. Di RS tersebut, dokter memastikan bahwa kerusakan paru-paru Tobin disebabkan oleh vaping.

Sebagai tindakan lebih lanjut, dokter membuat sayatan di antara tulang rusuk Tobin dan memasukkan selang untuk mengeluarkan udara yang terperangkap. Dokter terpaksa menghancurkan paru-paru dan dadanya.

Namun kemudian, lubang pada tubuh Tobin tak kunjung menutup dalam dua hari. Dokter pun tak punya pilihan selain melakukan operasi. Sebelum prosedur, ahli bedah melengkapi rongga dada Tobin dengan kamera. Dari tangkapan kamera itulah mereka menemukan, paru-paru Tobin dipenuhi bintik hitam.

"Itu adalah hal yang menakutkan untuk dilihat. Saat saya melihatnya, saya menjadi sangat kesal pada diri saya sendiri. Saya sangat sedih dan berpikir, 'Sial, saya melakukan ini pada paru-paru saya sendiri.'," ungkapnya.

NEXT: Vape bukan solusi berhenti merokok!

Seringkali beredar narasi, efek vape dan rokok elektrik lebih ringan dibandingkan rokok konvensional. Padahal nyatanya, vape dan rokok elektrik pun bisa memicu gangguan kesehatan lantaran mengandung zat berbahaya seperti nikotin, logam berat seperti timbal, senyawa organik yang mudah menguap, dan agen penyebab kanker.

Dalam kesempatan sebelumnya, dokter spesialis paru dr Erlina Burhan, SpP(K) menegaskan bahwa vape dan rokok elektrik tidak bisa digunakan sebagai pengganti rokok konvensional.

Dijelaskannya, kadar nikotin dan zat berbahaya pada rokok elektrik memang lebih rendah dibandingkan rokok konvensional. Namun kenyataannya, pengguna rokok elektrik akan tetap menghisap dalam jumlah banyak. Walhasil, nikotin yang terhirup sama saja kadarnya dari penggunaan rokok konvensional.

"Salah satu penelitian menyebut lebih dari sama dengan 30 hisapan itu nikotin yang dihantarkan itu sama dengan jumlahnya dengan satu batang rokok," terang dr Erlina dalam diskusi daring beberapa waktu lalu.

"Memang kadarnya (nikotin) rendah tapi pada kenyataannya ternyata orang terjebak dengan kata-kata kadar nikotin dan zat-zat kimia menjadi lebih rendah. Jadi memang sama-sama menimbulkan kecanduan juga," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video WHO Ungkap Hampir 15 Juta Remaja di Dunia Ngevape"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)
Atlet Kolaps gegara Vape
5 Konten
Gegara keseringan menggunakan vape, seorang atlet MMA, Sean Tobin, harus menjalani pemotongan paru-paru. Nyatanya, efek vape dan rokok elektrik memang tak lebih 'enteng' dibanding rokok konvensional.

Berita Terkait