Seorang atlet MMA sekaligus pegiat kebugaran harus merelakan sebagian paru-parunya diangkat karena kebiasaan ngevape. Pria bernama Sean Tobin itu mengaku takut dan menyesal telah membiarkan paru-parunya rusak.
"Itu benar-benar menakutkan karena saya merasa telah melakukannya sendiri.Sudah bertahun-tahun saya tidak merawat paru-paru saya sebagaimana seharusnya dirawat," kata Tobin dikutip dari NYPost.
"Kardio saya sangat bagus. Saya sangat sehat dan seharusnya saya tidak mulai vaping," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebiasaan buruk itu dimulai sejak tahun 2018. Karena merasa kecanduan, ia bahkan menggunakan satu pena sekali pakai 5.000 kepulan per minggu. Selain itu dia juga sesekali menghisap rokok ganja dan menggunakan vape yang mengandung THC atau ganja.
Meski rajin berolahraga, itu tidak menyelamatkan paru-parunya dari efek buruk vape. Sampai akhirnya, Tobin mengetahui adanya kerusakan yang parah pada paru-parunya.
Ia sampai harus dipindahkan ke Rumah Sakit Concord New Hampshire, di mana mereka memastikan bahwa kerusakan itu disebabkan oleh vaping.
"Ahli radiologi membaca laporan saya, dan mereka memberitahu saya bahwa paru-paru saya kolaps," tutur Tobin.
Kondisi Paru-parunya yang 'Hancur'
Untuk memeriksanya, dokter membuat sayatan di antara tulang rusuknya dan memasukkan selang. Prosedur itu dilakukan untuk mengeluarkan udara yang terperangkap yang menghancurkan paru-paru dan dadanya.
Namun, setelah dua hari lubang itu tidak menutup dan harus dilakukan prosedur operasi. Sebelum prosedur, ahli bedah memeriksa rongga dada Tobin dengan kamera.
Terlihat bahwa paru-parunya dipenuhi bintik-bintik hitam. Dokter memastikan bahwa itu adalah endapan karbon di bagian paru-parunya.
"Itu adalah hal yang menakutkan untuk dilihat. Saat saya melihatnya, saya menjadi sangat kesal pada diri saya sendiri. Saya sangat sedih dan berpikir, 'Sial, saya melakukan ini pada paru-paru saya sendiri.'," ungkapnya.
NEXT: Paru-parunya Dipotong
Paru-parunya Dipotong
Demi menyelamatkan hidupnya, ahli bedah terpaksa memotong sedikit bagian atas dari paru-paru Tobin dan menjepitnya kembali.
Selanjutnya, ahli bedah menempelkan organ yang terkena ke dinding dadanya agar tidak roboh lagi. Sampai akhirnya, Tobin bisa keluar dari rumah sakit pada 27 Juli.
Dia juga menjalani masa pemulihan selama sebulan, sampai akhirnya bisa kembali beraktivitas normal.
Gejala yang Dikeluhkan
Sebelum menjalani operasi, Tobin mengeluhkan beberapa kondisi yang menyiksanya. Ia mengalami sakit yang menusuk saat beraktivitas.
"Ketika saya masuk ke dalam van (untuk bekerja pada 20 Juli), rasanya seperti otot di punggung saya tertarik," ucapnya.
Awalnya, Tobin mengira kalau dirinya terkena pneumonia. Tetapi, setelah dilakukan X-ray, terungkap bahwa paru-parunya mengalami kerusakan yang parah.











































