Polusi Berisiko Picu Serangan Jantung, Waspada Jika Muncul Gejala Ini

Polusi Berisiko Picu Serangan Jantung, Waspada Jika Muncul Gejala Ini

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Kamis, 24 Agu 2023 07:00 WIB
Polusi Berisiko Picu Serangan Jantung, Waspada Jika Muncul Gejala Ini
Ilustrasi polusi (Foto: An Uyung Pramudiarja/detikHealth)
Jakarta -

Warga di wilayah Jabodetabek dikepung polusi udara yang makin ugal-ugalan. Tak hanya paru-paru, kualitas udara buruk akibat polusi bisa menyebabkan gangguan pada jantung.

Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Faris Basalamah, SpJP(K), menjelaskan beberapa penelitian membuktikan paparan polusi bisa memicu serangan jantung.

"Ada beberapa penelitian yang menunjukkan polusi udara dapat merangsang timbulnya serangan jantung atau heart attack, atau acute coronary syndrome," jelas dr Faris pada detikcom, Selasa (22/8/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu terjadi pada paparan polutan yang mengandung nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan karbon monoksida," sambung dia.

Dalam penjelasannya, dr Faris menyoroti sebuah studi dari China tentang dampak polusi bagi tubuh. Hasilnya, serangan jantung lebih sering terjadi pada orang yang terpapar polutan yang mengandung nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan karbon monoksida.

ADVERTISEMENT

"Kemudian efek polusi udara ke jantung ada beberapa gejala yang ditimbulkan, seperti jantung berdebar, muncul rasa sesak, hingga sakit dada," beber dr Faris.

"Jika gejala tersebut muncul, segera periksakan ke dokter. Sebab, gangguan jantung seperti itu bisa berakibat fatal seperti serangan jantung," imbuhnya.

Selain serangan jantung, dr Faris juga mengungkapkan adanya kondisi lain yang bisa muncul pada jantung akibat paparan polusi.

"Laporan terbaru juga mengaitkan polusi udara yang dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah serta resiko Aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah)," jelas dr Faris.

Dikutip dari Mayo Clinic, aterosklerosis terjadi saat pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi dari jantung ke seluruh tubuh (arteri) menjadi tebal dan kaku. Terkadang, kondisi ini bisa membatasi aliran darah ke organ dan jaringan.

NEXT: Polusi Udara dan Hipertensi

Polusi Udara dan Hipertensi

Dalam penjelasannya, dr Faris juga menjelaskan polusi udara juga berpengaruh pada tekanan darah tinggi atau hipertensi. Meski tidak berhubungan langsung, polusi udara dapat memicu stres psikologi yang bisa berpengaruh pada tekanan darah.

Ia mengungkapkan kondisi polusi udara di wilayah urban seperti Jabodetabek bisa memicu ketidaknyamanan, meningkatkan stres, hingga berpengaruh pada keseimbangan emosional individu.

"Jadi alurnya lewat psikis, emosional, dan stres," ungka dr Faris.

Dikutip dari Mayo Clinic, saat berada di bawah tekanan, tubuh melepaskan hormon seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin. Hormon-hormon ini menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan pembuluh darah menyempit, sehingga meningkatkan tekanan darah.

Jika kadar kortisol masih tetap tinggi dalam waktu yang panjang, bisa mempengaruhi tekanan darah hingga meningkatkan risiko hipertensi dan serangan jantung. Untuk mengatasinya, dr Faris menganjurkan untuk mengelola stres di tengah polusi yang masih parah ini.

"Nah, kalau orangnya rileks tidak merasa terpengaruh mungkin tidak akan terganggu. Jadi kalau orangnya mungkin jadi stres, tidurnya menjadi kurang, itu mungkin akan menyebabkan tekanan darahnya naik," pungkasnya.

Halaman 3 dari 2
(sao/naf)

Berita Terkait