Penyakit respirasi yang berkaitan dengan polusi udara menjadi pemicu kematian nomor lima tertinggi di Indonesia, setelah hipertensi, diabetes, merokok, kemudian obesitas. Dalam kurun kurang lebih satu tahun terakhir, angka kasus penyakit respirasi konsisten mulai melampaui 100 ribu pasien per bulan, tepatnya sejak Oktober 2022.
Diestimasi ada 120 ribu kasus kematian akibat polusi udara yang dilaporkan dalam setahun terkait penyakit pernapasan, termasuk pneumonia, salah satunya ISPA, seiring dengan laporan dua tahun ke belakang konsentrasi PM 2.5 di Indonesia selalu melampaui pedoman aman organisasi kesehatan dunia (WHO).
"Bahkan kalau lihat data-data kita di negara yang ada di Asia, kita termasuk yang tinggi setelah China, India, Indonesia, sebagai penyakit yang berkontribusi terhadap penyakit respirasi yang hubungannya dengan polusi udara," beber dr Agus Dwi Susanto dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) saat menyoroti tren kasus kematian imbas polusi, dalam rapat kerja Komisi IX DPR RI, Kamis (24/8/2023).
"Kita punya data tahun 2019, ketika terjadi peningkatan polutan PM 10, ketika itu serangan asma meningkat yang datang ke IGD, ke RSUP Persahabatan. Kunjungan gawat darurat karena asma juga meningkat," sebut dr Agus.
Tren yang sama terlihat pada penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan kanker paru. Risiko terkena kedua penyakit tersebut, akibat polutan particulate matter 2.5 mencapai tiga hingga lima persen.
dr Agus juga memberikan rekomendasi kepada sejumlah masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam mengurangi polusi. Salah satunya tidak membakar sampah sembarangan, beralih ke moda transportasi umum, hingga menghemat listrik.
"Meminimalkan juga pajanan polusi memantau kualitas udara secara realtime, dapat memantau dengan mengakses kualitas udara," lanjut dia.
"Sebisa mungkin mengurangi aktivitas di luar ruangan dengan air quality index 150," pungkasnya.
dr Agus meminta masayrakat mewaspadai gejala akibat polusi udara yang paling banyak dikeluhkan termasuk batuk, ISPA, hingga laporan gangguan fungsi paru, juga jangka panjangnya serangan jantung.
Simak Video "Video: Langit Jakarta Cerah, Kualitas Udara Hari Ini Sehat!"
(naf/up)