Vaginismus adalah kondisi yang terjadi saat otot vagina mendadak kontraksi dan tidak disadari. Vaginismus biasanya dirasakan wanita saat gagal dalam penetrasi dengan pasangannya.
Kondisi vaginismus juga dialami oleh Laura Zam. Dia yang saat ini aktif sebagai pakar seks dan relationship coach menceritakan pengalamannya dengan vaginismus selama 30 tahun.
Bercerita di laman Healthy Women, Laura mengatakan tanda vaginismus pertama kali dialaminya di tahun 80-an. Selama berbulan-bulan, dia mencoba berhubungan intim namun rasanya selalu menyakitkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya harus menunggu 30 tahun untuk mendapatkan diagnosis," kenang Laura.
Selama tahun-tahun tersebut, Laura merasa kondisinya terbentuk karena pelecehan seksual yang dialaminya selama masa kanak-kanak. Dia sempat mengunjungi dokter namun tak membawa hasil yang baik. Ke terapis seks pun tak membantu karena mereka tak mau merawat Laura yang punya masalah panggul.
Kemudian pada usia 49 tahun, dia akhirnya menjalani terapi fisik dasar panggul untuk mengatasi vaginismus yang diidapnya. Di sebuah klinik, dia akhirnya mencoba menjalani terapi.
Saat itu serangkaian tes dilakukan untuk melihat seberapa parah kondisi vaginismus yang diidap Laura. Terapisnya mengatakan otot vaginanya tidak tahu cara rileks sehingga butuh beberapa terapi agar vaginanya bisa kontraksi dengan baik.
"Dia ingin saya menemuinya setiap hari Selasa dan 'berolahraga' dengan dilator vagina tiga kali seminggu," beber Laura.
Setelah melakukan terapi dilasi dan menggunakan alat bantu untuk meregangkan vaginanya, empat minggu kemudian otot panggulnya mulai berfungsi. Akhirnya dia diperbolehkan untuk melakukan hubungan seks lagi setelah beberapa dekade.
"Tiga bulan menjalani pengobatan, untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku tidak merasa 'diserang' saat bercinta," ungkapnya.
Tahun-tahun setelahnya berjalan dengan baik dan dia hampir tak pernah lagi merasa sakit saat berhubungan intim. Namun saat memasuki masa menopause, dia sempat merasa nyeri terutama saat lupa mengonsumsi obat untuk terapi hormonnya.











































