3 Kasus Nahas Suntik Mr P Berujung Tragis, Seperti Dialami Pria di Parepare

3 Kasus Nahas Suntik Mr P Berujung Tragis, Seperti Dialami Pria di Parepare

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Senin, 11 Sep 2023 12:00 WIB
3 Kasus Nahas Suntik Mr P Berujung Tragis, Seperti Dialami Pria di Parepare
Foto ilustrasi: Getty Images/Silvio Kopp
Jakarta -

Geger dua pria di Parepare, Sulawesi Selatan, yang nekat menyuntik minyak kemiri untuk memperbesar penis. Akibatnya, keduanya harus menjalani operasi karena penis korban mengeluarkan nanah.

Kabag SDM RS Hasri Ainun Habibie Parepare Abdu Risal mengatakan salah satu korban berinisial MH masuk ke rumah sakit pada Selasa (5/9) malam. Dia menyebut penis korban dalam kondisi bernanah.

Risal mengatakan, pasien menyuntikkan minyak kemiri ke penisnya sekitar setahun yang lalu. Akan tetapi, efeknya baru terasa pada saat ini. Sementara satu korban lainnya dirawat di rumah sakit yang berbeda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus suntik penis dengan bahan asing dan berbahaya seperti kasus tersebut cukup banyak ditemukan. Kebanyakan pria yang melakukan itu hanya bermodal nekat demi mendapatkan ukuran penis yang besar sesuai dengan keinginannya.

Berikut 3 kasus suntik penis dengan bahan berbahaya yang berujung tragis, mulai dari 'jelly' hingga oli motor:

ADVERTISEMENT

1. Nekat Suntik 'Jelly', Mr P Berakhir Membusuk

Seorang pria nekat menyuntikkan 'jelly' demi memperbesar ukuran penisnya. 'Jelly' yang dimaksud adalah petroleum jelly, semacam gel yang biasanya digunakan untuk pelembab kulit.

Dikutip dari laman Health, pria itu berpikir bahwa bahan tersebut akan membuat ukuran penisnya menjadi lebih besar. Usai disuntikkan, pria itu tidak merasakan masalah apapun.

Namun, dua tahun setelahnya ia mengeluh demam, penisnya membengkak hingga berdarah. Organ vitalnya itu juga mengeluarkan nanah dan cairan yang membuatnya membusuk.

2. Pria Tewas usai Perbesar Penis yang Diduga Disuntik Silikon

Pria di Jerman meninggal dunia setelah gagal melakukan suntik pembesaran penis. Menurut laporan, pria tersebut disuntikkan minyak silikon ke alat kelaminnya oleh seorang pekerja katering yang menyamar sebagai petugas medis, yakni Torben K.

Jaksa mengklaim bahwa korban menerima suntikan ke penis dan skrotumnya di apartemen Torben K, di kota Solingen pada tahun 2019. Korban dilaporkan mulai mengalami masalah pernapasan tak lama setelah pulang dari prosedur ke kampung halamannya Hesse, sebuah wilayah di Jerman tengah.

Korban menjalani perawatan intensif berbulan-bulan dan disebut mengalami sepsis, yakni reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh akibat infeksi.

"Sayangnya, minyak silikon berakhir di aliran darah orang tersebut," ucap Jaksa Penuntut Tinggi Wolf-Tilman Baumert, dikutip dari Daily Mail.

NEXT: Suntik Oli Motor Demi Perbesar Penis

3. Suntik Oli Motor Demi Perbesar Penis

Seorang pria di Uruguay mengalami 'massa tumor' di penisnya selama 10 tahun. Setelah dilakukan pemindaian MRI, ia didiagnosis mengalami granuloma sklerosis penis setelah dua kali biopsi kulit.

Granuloma sklerosis penis adalah reaksi terhadap suntikan benda asing, terutama disuntikkan dalam upaya mengubah penampilan alat kelamin. Penyakit ini sering muncul sebagai 'kelainan bentuk penis yang parah'.

Setelah ditelusuri, ternyata pria tersebut mengalami disfungsi ereksi dan menolak untuk menjalani prosedur medis apapun. Namun, dia malah nekat menyuntik oli motornya sendiri untuk memperbesar penisnya.

Kasus ini menjadi tidak biasa karena laporan menunjukkan bahwa muncul pola pelangi warna-warni di bagian organ vital pria tersebut, yang menampilkan seluruh spektrum cahaya. Efek ini telah dikaitkan dengan serangkaian lesi inflamasi dan tumor di masa lalu.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Kenali Risiko Kanker Penis pada Pria Dewasa"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna)
Tren Suntik Kemiri
12 Konten
Dua pria di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, mengalami infeksi setelah menyuntikkan cairan ke penis. Kedua pria tersebut diketahui menggunakan minyak kemiri untuk memperbesar alat kelaminnya. Kini keduanya tengah mendapatkan perawatan itensif di RS.

Berita Terkait