Nahas nasib dua pria asal Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Penisnya mengalami infeksi dan bernanah setelah keduanya nekat menyuntikkan minyak kemiri untuk memperbesar penisnya. Karena aksi yang mereka lakukan, keduanya pun kini harus menjalani perawatan intensif dan operasi.
Sayangnya praktek ini masih banyak dilakukan di masyarakat. Andrologi dan seksologi Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd tak menampik bahwa masih banyak pria yang datang dengan keluhan di area vital setelah prosedur penyuntikan penis abal-abal.
"Apalagi di zaman sekarang media sosial itu meluas. Semua orang punya HP, terus dibaca tuh iklan-iklan bohong itu," ucap Prof Wimpie ketika dihubungi oleh detikcom, Senin (11/9/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang tertipu bukan hanya masyarakat yang berpendidikan rendah, yang berpendidikan tinggi juga ada yang tertipu karena untuk urusan seksualitas kan mereka awam," sambungnya.
Terkait suntik minyak kemiri yang dilakukan dua pria di Sulsel, dia menduga bahan tersebut telah dicampur dengan silikon. Sebab minyak kemiri tak akan memiliki efek pembesaran, berbeda jika sudah ditambahkan dengan silikon.
"Kalau cuman minyak kemiri tetap infeksi, namun nggak mungkin membesar. Semuanya yang bukan obat suntik terus disuntikkan ya bisa menyebabkan infeksi. Kalau cuman dioles, enggak infeksi," sambungnya.
Prof Wimpie mengatakan saat ini sudah ada banyak orang yang tertipu dengan iming-iming terapi memperbesar penis. Ia pun mencontohkan terapi 'mak erot' yang juga sempat banyak digandrungi.
"Mak Erot dulu kan juga begitu. Banyak pasien saya jadi korban. Biasanya silikon itu dipakai, tapi kan nggak keliatan kalau diinjeksi, sepertinya diurut-urut gitu kan," jelasnya.
"Diurut-urut kemudian dimasukkan silikonnya, biasanya itu dilakukan tempatnya agak remang-remang gitu," tambahnya.
Next: Tak ke dokter karena malu
Berkaitan prosedur memperbesar penis dengan penyuntikan, dokter spesialis urologi dr Irfan Wahyudi SpU mengatakan bahwa umumnya prosedur tersebut dilakukan oleh tenaga non-medis dan tidak sesuai standar. Selain itu, ia menyebut banyak korban juga akhirnya tidak mendapatkan pengobatan dengan benar.
"Namun tidak semuanya berobat dan mencari pertolongan karena banyak yang malu," ucap dr Wahyudi pada detikcom.
"Umumnya pasien yang datang masih bisa ditolong tapi perlu tandur kulit (flap atau graft) untuk mengganti jaringan parut yang dibuang," pungkasnya.
Kabag SDM RS Hasri Ainun Habibie Parepare Abdul Risal mengatakan bahwa pasien tersebut datang pada Selasa (5/9/2023) malam. Salah satu pasien mengalami keluhan penis bernanah. Ia mengatakan bahwa penyuntikkan minyak kemiri ke penis dilakukan setahun lalu, namun efeknya baru timbul sekarang.
"Bentuk tidak beraturan dan ada infeksi (bernanah)," ungkap Abdul Risal kepada detikSulsel, Sabtu (9/6/2023).
Risal menjelaskan awalnya pasien tersebut pergi ke klinik pengobatan gratis Rumah Sehat Al Kahfi. Ketika datang, kondisi pasien sudah sangat lemas dan akhirnya sempat mendapatkan perawatan.
"Kami periksa semua termasuk apakah ada sifilis dan setelah kami konseling hasilnya negatif dan kemudian kami rujuk ke RS untuk mendapatkan pelayanan ini karena ini harus dioperasi," papar perawat luka di Rumah Sehat Al-Kahfi.











































