Susanto 'Residivis' Dokter Gadungan, Kok Bisa Nggak Kepantau? IDI Bilang Gini

Susanto 'Residivis' Dokter Gadungan, Kok Bisa Nggak Kepantau? IDI Bilang Gini

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Kamis, 14 Sep 2023 14:39 WIB
Susanto Residivis Dokter Gadungan, Kok Bisa Nggak Kepantau? IDI Bilang Gini
Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim
Jakarta -

Kasus dokter gadungan atau dokteroid baru-baru ini bikin heboh. Pria lulusan SMA bernama Susanto itu lolos rekrutmen dan menjadi dokter di klinik milik PHC Surabaya selama dua tahun lamanya. Ia melamar bagian tenaga layanan klinik sebagai dokter first aid.

Dirinya menggunakan data ijazah milik dr Anggi Yurikno. Saat diverifikasi lebih lanjut untuk melanjutkan kontrak, berkas yang diberikan Susanto selama ini palsu alias dimanipulasi.

Selain menjadi dokter di klinik milik PHC Surabaya, Susanto diketahui pernah mengelabui sejumlah klinik dan RS. Dirinya bahkan sempat berpraktik menjadi dokter spesialis obgyn di salah satu RS Kalimantan, bahkan sempat melakukan tindakan operasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kok bisa sih lolos berulang kali menjadi dokter gadungan?

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Adib Khumaidi, mengungkapkan kemungkinan bisa bobol karena proses yang dijalani oleh pelaku termasuk proses internal langsung ke perusahaan. Dan perusahaan tersebut langsung melakukan proses secara internal kredensial tanpa melibatkan organisasi profesi.

"Rentetan cerita, beliau ini inisial S ini mulai dari 2006. 2006 itu regulasi masih dalam baru undang-undang praktik kedokteran. imbuhnya dalam konferensi pers, Kamis (14/9/2023).

ADVERTISEMENT

"Dalam proses undang-undang praktik kedokteran, proses yang berkaitan dengan kredensial di mana memberikan penugasan kepada IDI itu dipertegas di Permenkes 2052 2011 Sehingga itu yang menjadikan suatu dasar bahwa di setiap proses kredensial atau penerbitan rekomendasi izin praktik, itu selalu melibatkan IDI cabang setempat," sambungnya lagi.

Menurut dr Adib, seharusnya proses penerimaan yang dilakukan harus melibatkan organisasi profesi cabang setempat, sehingga bisa mengetahui kredibel dari dokter tersebut.

"Jadi kalau ada dokter yang ingin berpraktik di dalam suatu wilayah, atau mendapatkan satu penugasan klinis, maka dia masuk ke dalam suatu proses yang namanya masuk di klip komite rekomendasi izin praktik dengan proses kredensial di internal," imbuhnya lagi.

"Tetapi ini yang kemudian bahwa pada saat masuk dokter gadungan, artinya kalau dokter gadungan tidak ada proses yang dilakukan internal di Ikatan Dokter Indonesia karena dia bukan dokter. Dia memalsukan sebuah dokumen, memasukkan dokumen itu, dan kemudian dia diterima di institusi itu," lanjutnya lagi.

Jalan kaki bisa bantu jaga kesehatan jantung kamu lho. Yuk ikutan Indonesia Heart Walk 2023, daftar DI SINI

Halaman 2 dari 2
(suc/up)
IDI Bicara Dokter Gadungan
13 Konten
Seorang pria tamatan SMA, Susanto, ketahuan bekerja menjadi dokter gadungan selama dua tahun di Surabaya. Semua aksinya itu berawal dari aksinya mencomot identitas seorang dokter di Bandung, hingga ia gunakan untuk melamar bekerja sebagai dokter.

Berita Terkait