Ahli bedah di University of Maryland, Amerika Serikat melakukan operasi transplantasi jantung babi untuk kedua kalinya. Seorang pasien berusia 58 tahun dengan penyakit jantung stadium akhir menjadi pasien kedua di dunia yang berhasil menerima transplantasi jantung babi hasil rekayasa genetika.
Veteran Angkatan Laut berusia 58 tahun itu hampir pasti menghadapi kematian akibat gagal jantung, tetapi masalah kesehatan lainnya membuat dia tidak memenuhi syarat untuk transplantasi jantung manusia. Dia akhirnya menjalani transplantasi jantung babi pada 20 September 2023.
"Tidak ada yang tahu mulai saat ini dan seterusnya. Setidaknya sekarang saya punya harapan dan punya kesempatan," kata Lawrence Faucette, dari Frederick, Maryland, dalam video yang direkam oleh rumah sakit sebelum operasi dikutip dari laman resmi University of Maryland Medical Center.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan berjuang mati-matian untuk setiap napas yang bisa saya ambil," sambungnya.
Faucette mengidap penyakit jantung stadium akhir. Dia mengalami penyakit pembuluh darah perifer dan komplikasi perdarahan internal yang membuatnya tidak memenuhi syarat untuk menerima donor organ manusia.
Ia masuk UMMC pada 14 September setelah mengalami gejala gagal jantung.
"Satu-satunya harapan saya yang tersisa adalah menjalani jantung babi, xenotransplantasi," kata Faucette.
Faucette adalah ayah dua anak yang sudah menikah dari Frederick, Maryland dan seorang veteran Angkatan Laut selama 20 tahun yang terakhir bekerja sebagai teknisi laboratorium di Institut Kesehatan Nasional sebelum pensiun.
"Kami tidak memiliki harapan selain berharap untuk lebih banyak waktu bersama," kata istrinya, Ann Faucette.
"Bisa saja sesederhana duduk di teras depan dan minum kopi bersama," sambungnya.
Universitas Maryland melakukan operasi eksperimental pertama pada David Bennett yang berusia 57 tahun pada Januari 2022. Bennett meninggal dua bulan setelah operasi tersebut.
Meskipun beberapa minggu ke depan akan menjadi masa kritis, para dokter sangat senang dengan respons awal Faucette terhadap organ babi.
"Kau tahu, aku hanya terus menggelengkan kepala - bagaimana aku bisa berbicara dengan seseorang yang berhati babi?" kata Prof Bartley Griffith, yang melakukan transplantasi, mengatakan kepada The Associated Press.
Dokter merawat Faucette dengan pengobatan antibodi eksperimental untuk lebih menekan sistem kekebalan dan mencegah penolakan. Ia akan diawasi secara ketat untuk melihat tanda-tanda penolakan atau perkembangan virus terkait babi. Babi donor juga diperiksa secara ketat untuk mengetahui tanda-tanda virus atau patogen.
Simak Video "Pasien Transplantasi Jantung Babi Kedua di Dunia Meninggal"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)











































