Belakangan ini ramai soal wanita asal Bandung yang divonis gagal ginjal stadium akhir di usia muda, 22 tahun. Wanita bernama Della Hiariej yang saat ini berusia 25 tahun itu terpaksa menjalani cuci darah seumur hidup dan menunggu transplantasi ginjal.
Della awalnya mengalami gejala seperti asam lambung, seperti mual, muntah, hingga kesulitan untuk makan. Ia juga mengalami gejala berupa memar di beberapa bagian tubuh dan mimisan.
Della menduga, kondisi yang dialaminya pada saat itu disebabkan oleh kegiatan yang padat dan kurang istirahat. Meski sempat menganggap dirinya baik-baik saja, namun gejala yang dirasakan semakin memburuk. Walhasil pada November 2020, Della yang saat itu berusia 22 tahun memutuskan untuk pergi ke Unit Gawat Darurat (UGD).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gejalanya udah lama, tapi semakin parahnya itu bulan itu (November) hingga pada tanggal 16 November memutuskan ke dokter. Sebenarnya gejalanya udah kayak 4 bulanan kali ya, memar, mimisan, cuma karena mikirnya kecapekan. Terlalu ngegampangin," sambungnya lagi.
Ia menjalani sejumlah rangkaian pemeriksaan, termasuk endoskopi. Hasilnya, kedua ginjal Della dinyatakan sudah tak berfungsi lagi. Adapun penyebabnya diduga karena riwayat hipertensi yang dimilikinya sejak SMA. Ditambah lagi, dengan pola hidup tak sehat yang dijalani Della.
"Kalau aku nggak cuci darah, tubuh aku bengkak semua, muka aku bengkak parah. Aku kaget sih sebagai orang awam yang tahu penyakit itu kan awalnya kaget. Sekarang seminggu dua kali (cuci darah) untuk seumur hidup," imbuh Della.
Apa Penyebab Gagal Ginjal?
Spesialis penyakit dalam, dr RA Adaninggar Primadia Nariswari, SpPD, mengatakan terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab gagal ginjal kronik, yakni hipertensi, diabetes, dan autoimun. Namun, di luar itu, ada satu penyebab yang mungkin tak terlalu familiar di masyarakat, yaitu glomerulonefritis kronis.
Glomerulonefritis kronis adalah salah satu penyebab gagal ginjal kronik yang banyak ditemukan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kondisi ini terjadi imbas peradangan akibat bakteri yang awalnya menyebabkan infeksi tenggorokan.
"Jadi infeksi di tenggorokan radang tenggorokan akibat bakteri tertentu dan tidak diobati dengan baik, maka itu akan menyebabkan peradangan ginjal yang berlangsung seringnya tidak bergejala," ucapnya, dikutip dari Instagram, Kamis (28/9/2023).
"Penyebab lainnya adalah peradangan akibat obat-obatan herbal, suplemen minuman, yang berisi zat-zat menyebabkan keracunan pada ginjal dan berlangsung secara kronis," lanjutnya lagi.
kondisi-kondisi seperti ini kata dr RA Adaninggar, biasanya memicu gejala yang tak terlalu mengganggu. Bahkan pengidapnya terkadang tak merasakan gejala apapun.
"Akhirnya bisa hilang sendiri tapi keradangan itu berlangsung terus menerus di ginjalnya hingga terjadilah kronis. Kalo memang orang ini mengalami penyebab dari gagal ginjal biasanya dilakukan usg ginjal itu ginjalnya sudah mengkerut atau mengecil," imbuhnya lagi.
(suc/suc)











































