Nggak Harus Foya-foya, Psikolog Bagikan Tips Merawat Inner Child yang Terluka

Nggak Harus Foya-foya, Psikolog Bagikan Tips Merawat Inner Child yang Terluka

Syifaa F Izzati - detikHealth
Selasa, 03 Okt 2023 17:50 WIB
Nggak Harus Foya-foya, Psikolog Bagikan Tips Merawat Inner Child yang Terluka
Foto: SS Viral TikTok
Jakarta -

Baru-baru ini, tren merawat 'inner child' sedang hangat-hangatnya di TikTok. Dalam tren ini, orang-orang membagikan ceritanya tentang berbagai usaha mereka dalam menyembuhkan luka masa kecil. Sebagai contoh, banyak dari mereka yang memanjakan diri sendiri dengan membeli sesuatu yang tidak bisa didapatkan ketika kecil, seperti makanan, mainan, hingga liburan.

Menurut psikolog anak klinis Samanta Elsener, M Psi, 'Inner child' adalah sisi anak kecil dalam diri individu dewasa yang merupakan hasil akumulasi dari pengalaman masa kecil seseorang. 'Inner child' dapat terluka akibat trauma atau sekadar pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan. Alhasil, hal ini dapat berdampak pada kualitas hidup seseorang hingga dewasa.

Namun, apakah memanjakan diri sendiri merupakan cara yang tepat dalam menyembuhkan 'inner child'?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Samanta menjelaskan bahwa cara yang dilakukan dalam merawat 'inner child' seseorang perlu diwaspadai. Pasalnya, merawat 'inner child' bukanlah sekadar berfoya-foya dalam hal duniawi.

"Risiko yang perlu diwaspadai adalah cara yang dilakukan dalam merawat inner child masing-masing individu. Perlu diperhatikan reparenting diri sendiri tidak hanya sekadar makan enak, beli barang bagus atau memanjakan diri dengan hal-hal duniawi. Merawat inner child tidak hanya sebatas 'feeding the hunger child'," jelas Samanta kepada detikcom, Senin (2/10/2023).

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan bahwa pendekatan yang tidak tepat, seperti mengikuti cara merawat 'inner child' orang lain, dapat menyebabkan risiko yang lebih buruk. Pasalnya, cara yang salah dapat mengakibatkan seseorang terjebak dalam siklus negatif daripada memperbaikinya.

"Hanya mengikuti cara merawat inner child seperti pengalaman orang lain dapat justru menyebabkan risiko semakin tinggi untuk mencapai keutuhan diri. Akibatnya semakin sering mengalami konflik personal yang juga dapat berimbas pada konflik dengan orang lain di sekitarnya," imbuhnya.

Menurut Samanta, proses merawat 'inner child' yang tepat adalah mencari pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan menemukan proses pemaknaan diri yang lebih positif. Hal ini bertujuan untuk memaafkan dan menerima semua pengalaman hidup dari masa kecil hingga dewasa.

"Justru proses reparenting yang tepat adalah mencari ke dalam diri dan menemukan proses pemaknaan diri yang lebih positif. Merawat inner child membutuhkan proses tahap demi tahap yang perlu ditempuh untuk kedamaian hati dengan goals memaafkan & menerima semua pengalaman hidup di masa kecil hingga dewasa kita," ungkapnya.

Samanta mengatakan bahwa diperlukan keberanian dan keterbukaan wawasan untuk dapat memproses luka masa kecil dan merawat 'inner child' dengan tepat. Observasi diri sendiri hingga sesi psikoterapi dengan ahli diperlukan sesuai kebutuhan masing-masing individu.

"Individu perlu melakukan observasi pada perilaku, pikiran, dan emosinya masing-masing untuk mengetahui seberapa mengganggunya tiga aspek tersebut dalam kehidupan sehari-hari yang bersangkutan," jelas Samanta.

"Selain itu, pahami polanya dan ukur seberapa hal itu merugikan diri sendiri dan sekitarnya. Misalnya, selalu kurang beruntung dalam hubungan, setelah diusut ternyata ada isu trust dan abandonment. Baiknya lakukan konsultasi pada profesional supaya memiliki teman diskusi yang mendalam untuk membantu proses pemulihan dengan penuh empati," pungkasnya.




(kna/kna)

Berita Terkait