Jenis vitamin ini terkandung atau ditambahkan ke dalam beberapa produk makanan. Selain itu, jenis vitamin ini juga tersedia dalam bentuk suplemen makanan maupun suntikan.
Fungsi Vitamin B1
Vitamin B1 memiliki berbagai manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh antara lain:
- Mengatasi kekurangan vitamin B1 pada pengidap penyakit beri-beri, sindrom Wernicke-Korsakoff, HIV/AIDS, diabetes, gagal jantung, penyakit liver, kecanduan alkohol, dan malabsorbsi.
- Membantu proses metabolisme protein dan lemak.
- Membantu menjaga kesehatan kulit.
- Mengoptimalkan fungsi saraf agar dapat bekerja dengan baik.
- Digunakan oleh individu yang menjalani cuci darah atau hemodialisis.
- Mengatasi keracunan etilen glikol (dalam bentuk suntikan).
Ciri-ciri Kekurangan Vitamin B1
Dikutip dari situs Repository Universitas Udayana (Unud) dalam tulisan berjudul Nutrisi dari Michael J Murray, defisiensi vitamin B1 dibagi menjadi
Ciri-ciri kekurangan vitamin B1 ringan
- Hilangnya nafsu makan
- Kelemahan otot rangka (skelet)
- Kecenderungan untuk terjadi penumpukan cairan hingga terjadi bengkak di tangan, lengan, engkel, dan telapak kaki (edema perifer)
- Penurunan tekanan darah sistemik
- Suhu tubuh rendah.
Ciri-ciri kekurangan vitamin B1 berat
Kondisi yang biasa disebut sindrom Wernicke-Korsakoff ini dapat muncul pada peminum alkohol. Tanda kekurangan thiamin pada kasus ini meliputi:
- Kerusakan dan kematian sel saraf tepi yang bertugas menyampaikan pesan dari dan ke otak (polineuritis perifer)
- Peningkatan kepekaan pada rangsang rasa nyeri, sentuhan, dan suhu (periestesia) sekaligus kehilangan sensasi (anastesi) dari kaki
- Gangguan memori
- Mengalami gangguan fungsi atau kerusakan otak (ensefalopati)
- Kadar protein yang rendah dalam darah (hipoproteinemia).
Dosis dan Aturan Konsumsi Vitamin B1
Vitamin B1 sintetis (tiamin) umumnya tersedia dalam bentuk suplemen/obat dan suntikan. Untuk jenis suplemen, vitamin ini tersedia dalam bentuk obat tunggal maupun gabungan dengan vitamin B atau vitamin dan mineral lainnya.
Berikut ini dosis konsumsi vitamin B1 berdasarkan tujuan penggunaannya.
Mengatasi kekurangan vitamin B1
- Bentuk: Tablet
- Dewasa: 50-100 mg per hari dengan dosis maksimal 300 mg per hari.
- Anak-anak: 10-50 mg per hari (diberikan dalam dosis terpisah).
- Bentuk: Suntik
- Dewasa: 10-20 mg (3x sehari, selama 2 minggu). Setelah itu, diikuti dengan terapi obat minum selama 1 bulan.
Mengobati penyakit beri-beri
- Bentuk: Suntik dan tablet
- Dewasa: 10-20 mg suntikan IM (3x sehari, hingga 2 minggu). Setelahnya dilanjutkan dengan pemberian vitamin B1 tablet dengan dosis 5-10 mg per hari selama satu bulan.
- Anak-anak: 10-25 mg suntikan IV/IM per hari atau 10-50 mg tablet per hari selama 2 minggu. Setelah itu, dilanjutkan dengan 5-10 mg tablet vitamin B1 per hari selama satu bulan.
Mengobati Sindrom Wernicke-Korsakoff
- Bentuk: Suntik
- Dewasa: Dosis awal 100 mg melalui suntikan ke pembuluh darah (IV) selama 10 menit. Kemudian, dilanjutkan dengan pemberian dosis 50-100 mg per hari melalui suntikan IV atau suntikan ke dalam otot (IM) sampai pasien diperbolehkan makan seperti biasa.
Penting untuk diketahui, bagi Anda yang hendak menggunakan vitamin B1, baik dalam bentuk suplemen maupun suntikan, sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter.
Konsultasi diperlukan terutama bagi Anda yang alergi terhadap vitamin B1 sintetis, menderita penyakit ginjal, hamil atau sedang merencanakan kehamilan, dan menyusui. Anda juga perlu berkonsultasi dengan dokter jika penggunaan vitamin B1 dibarengi dengan konsumsi obat-obatan lain.
Cara Mengonsumsi Vitamin B1 dengan Benar
Mengonsumsi Vitamin B1 tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Ada kalanya Anda perlu mengetahui hal-hal berikut ini:
- Jangan menambah atau mengurangi dosis vitamin B1 tanpa seizin dokter.
- Usahakan untuk mengonsumsi vitamin B1 pada jam yang sama secara teratur agar kerjanya lebih efektif.
- Pastikan ada jarak waktu yang cukup antar dosis.
- Apabila lupa mengonsumsi vitamin B1 dengan jadwal konsumsi berikutnya yang sudah dekat, sebaiknya jangan menggandakan dosis.
Kebutuhan Asupan Vitamin B1 Harian
Kebutuhan vitamin B1 dapat dipenuhi melalui makanan, suplemen, maupun gabungan antara keduanya. Dikutip dari National Center for Biotechnology Information di Amerika Serikat, berikut ini jumlah kebutuhan asupan vitamin B1 harian
- Orang dewasa: 1,2 mg/hari untuk pria dan 1,1 mg/hari untuk wanita.
- Anak-anak: 0,2 mg/hari selama awal masa bayi dan kemudian terus meningkat seiring bertambahnya usia.
- Wanita hamil: 1,4 mg/hari atau berkisar 1,2-10 mg per hari seperti rekomendasi American Society for Parenteral and Enteral Nutrition.
Efek Samping dan Kontraindikasi Vitamin B1
Situs National Center for Biotechnology Information mengatakan tidak ada kontraindikasi yang absolut terhadap penggunaan vitamin B1. Namun, penggunaan vitamin B1 bersama dextrose suntik atau infus dapat memperburuk gejala defisiensi vitamin B1.
Meskipun tidak menimbulkan efek samping, namun saat vitamin B1 diberikan melalui suntikan, ada beberapa efek samping yang bisa muncul, antara lain:
- Mual atau muntah
- Nyeri pada tempat bekas suntikan
- Diare
- Kesemutan
- Gatal-gatal.
Makanan Sumber Vitamin B1
Bagi detikers yang alergi terhadap vitamin B1 sintetis atau tidak diperbolehkan mengonsumsinya karena kondisi medis tertentu,dapat mengonsumsi makanan berikut sebagai alternatif:
- Oatmeal atau gandum utuh
- Daging sapi
- Salmon
- Tuna
- Kacang-kacangan.
Sumber vitamin B1 umumnya berasal dari jantung, hati, ginjal, ber, ragi, gandum, kedelai, susu, dan kacang tanah. Sumber lainnya adalah jamur, biji bunga matahari, daging sapi, telur ikan, dan sayur.
Gimana detikers, sudah konsumsi vitamin B1 hari ini? Semoga sehat selalu ya.
Simak Video "Video Apoteker: Kekurangan Mikronutrien Jadi Akar Kasus Stunting di Indonesia"
(row/row)