Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling mematikan. Bahkan, kanker payudara merupakan penyebab kematian tertinggi di kalangan wanita.
Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker. Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan deteksi dini guna mencegah risiko kanker payudara berkembang dan menjadi tak terobati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kanker payudara dapat dideteksi secara dini dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
Apa Itu SADARI?
SADARI adalah metode pemeriksaan yang dapat dilakukan secara mandiri untuk mendeteksi kanker payudara. Dokter spesialis bedah, dr Ika Megatia, BMedSc, SpB, FINACS, FICS, mengungkapkan SADARI sebaiknya dilakukan pada hari ke-7 pasca haid pertama.
"Contohnya, haid bulanannya tuh tanggal 1, maka tanggal 8 harus periksa sendiri di depan kaca, posisi tiduran dan duduk atau berdiri. Di lihat, oh kali ini tidak ada benjolan. Dilakukan setiap bulan," ujarnya kepada detikcom, Rabu (11/10/2023).
dr Ika mengatakan jika ditemukan benjolan, maka segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis yang pasti.
"Karena periksa payudara sendiri itu susah, apalagi bentuknya 'dome' kalau lagi berdiri karena gravitasi kadang-kadang yang bagian bawah kelipat," imbuhnya.
Kenapa SADARI di Hari ke-7 Setelah Haid?
dr Ika menjelaskan pada hari pertama haid, kadar progesteron dalam tubuh meningkat. Hal ini akan menyulitkan deteksi.
"Hormon itu kan fluktuatif ya. Pada hari ke-7 itu dianggapnya bahwa estrogen dianggap sudah tidak terlalu tinggi sehingga itu akan real," ucapnya.
"Bayangkan, payudara itu kan kayak 'dome', kalau benjolannya ada di bawah, tapi atas-atasnya lemak normal nggak keraba dong. Bayangin lemak itu lagi bengkak karena haid, jadikan makin nggak keraba, makanya diminta ditunggu 7 hari pasca hari pertama haid," paparnya.
Bagi wanita yang haidnya tidak lancar, dr Ika menyarankan SADARI dilakukan di tanggal tertentu dalam satu bulan.
"Pilih aja satu tanggal, tanggal 1 atau 15 atau akhir bulan. Jadi setiap tanggal itu dilakukan. Misalkan pasca menopause, atau yang haidnya kadang-kadang nggak tentu," tuturnya.
Terlepas dari itu, dr Ika menganjurkan para wanita untuk rutin melakukan SADARI setiap bulan guna mencegah risiko kanker payudara.
"Ada atau tidaknya benjolan payudara, saya pun akan menyarankan untuk melakukan SADARI setiap bulan. Dan di atas usia 35, USG tahunan dikombinasikan dengan USG ovary dan rahim serta serviks yang kita bilang papsmear. Kenapa? karena kanker besar di perempuan, itu berhubungan dengan organ-organ kandungan, contohnya payudara, rahim, dan mulut rahim," terangnya.
Cara Deteksi Dini Kanker Payudara SADARI
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, berikut langkah-langkah melakukan SADARI:
- Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa.
- Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.
- Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda.
- Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.
- Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
- Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Sebagian faktor risiko kanker payudara tidak bisa diubah, seperti:
- Berjenis kelamin wanita
- Faktor genetik, riwayat kanker payudara pada keluarga
- Faktor usia, semakin tua risiko kanker payudara semakin meningkat
- Faktor kehamilan, wanita yang belum pernah hamil, hamil pertama, hamil di atas usia 30 tahun, dan tidak menyusui memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara
Risiko kanker payudara juga bisa meningkat jika wanita itu pernah mengidap penyakit tertentu seperti kanker ovarium, atau memiliki faktor lain seperti terpapar radiasi.
Cara Mencegah Kanker Payudara
Kanker payudara dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat sebagai berikut:
- Menjaga berat badan ideal
- Rajin berolahraga
- Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
- Mengonsumsi makanan sehat dan seimbang
- Menyusui bayi secara teratur
- Menghindari paparan radiasi
(ath/kna)











































