Baru-baru ini melalui percobaan terbaru, sejumlah peneliti mentransplantasikan ginjal dari babi yang telah dimodifikasi secara genetik ke monyet, yang kemudian dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang terhitung lama. Berangkat dari temuan ini, para ilmuwan berharap uji cobanya dapat diterapkan pada manusia.
Hasil penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal Nature minggu ini. Lewat penelitian tersebut, para ilmuwan mencari alternatif, dengan tim peneliti bereksperimen untuk melihat apakah organ babi bisa menjadi pilihan transplantasi untuk manusia. Sebab, secara anatomi organ babi dinilai mirip dengan organ manusia.
Untuk studi baru ini, para ilmuwan memilih jenis babi Yucatan karena memiliki berat yang sama dengan rata-rata wanita Amerika. Ginjalnya juga berukuran sama dengan manusia.
Para ilmuwan memodifikasi babi secara genetis sehingga ginjal babi ini dapat ditransplantasikan ke spesies lain. Layaknya seorang manusia mendonorkan organnya kepada manusia lain, penerimanya harus mengonsumsi obat-obatan untuk menekan sistem kekebalan tubuhnya selama sisa hidup agar tubuhnya tidak menolak organ donor tersebut.
Sebelumnya, peneliti juga sudah pernah melakukan eksperimen transplantasi donor dari babi ke primata, juga melibatkan rekayasa genetika. Saat itu,, para ilmuwan harus menggunakan sejumlah besar obat imunosupresan. Artinya, eksperimen tersebut tidak dapat disamakan dengan transplantasi organ ke manusia.
Tim tersebut mentransplantasikan ginjal babi ke lebih dari 20 monyet, meskipun tidak semua babi memiliki semua gen yang diedit. Namun temuannya, tak satu pun monyet yang mendapat ginjal dari babi tanpa tujuh gen manusia berhasil bertahan hidup selama lebih dari 50 hari.
NEXT: Sudah pernah ada transplantasi ginjal babi ke manusia, bagaimana hasilnya?
Simak Video "Video: Istri di Jatim Donorkan Ginjal Untuk Suaminya"
(vyp/kna)