Menurut dokter spesialis saraf sekaligus anggota Dewan Pembina Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSh) Prof Dr dr Yuda Turana, SpS, menjelaskan umumnya tekanan darah memang berada pada angka paling tinggi di pagi hari. Namun, angka tersebut sebenarnya belum tentu menjadi pertanda pasti kondisi hipertensi. Pasalnya, kondisi tensi di pagi hari belum tentu mewakili tensi selama seharian 24 jam.
Namun memang, ada istilah 'serangan fajar' yang diartikan sebagai tingginya tekanan darah di pagi hari. Apa penyebabnya?
"Itu berkaitan dengan siklus harian, termasuk tekanan darah. Salah satu puncak terjadi pagi hari, makanya sering disebut sebagai 'serangan fajar' sehingga penting banget obat-obat hipertensi yang mengantisipasi 24 jam," terangnya saat ditemui detikcom di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (24/10/2023).
Dalam kesempatan tersebut ia juga menyinggung, hipertensi merupakan faktor risiko utama stroke. Hal ini seringkali berkaitan dengan tingginya tingkat stres yang dialami orang-orang di pagi hari.
"Secara siklus naturalnya pagi hari sudah tinggi (tekanan darah). Bayangin kita mengawali hari dengan buru-buru dan stres. Itu saya menganjurkan, muda-muda jangan bangun dengan kekhawatiran. Belum mulai kerja, bangun tidur pun sudah stres. Itu mengawalinya tekanan darah lebih tinggi," pungkas dr Yuda.
Simak Video "Video: Seusai Stroke Ringan, Kak Seto Diminta Istirahat hingga 2 Bulan"
(vyp/vyp)