Cuaca panas ekstrem melanda sejumlah wilayah RI, terutama di awal hingga pertengahan Oktober 2023. Berdasarkan catatan harian BMKG, wilayah Majalengka di Jawa barat hingga Semarang, Jawa Tengah sempat mencapai suhu nyaris 'mendidih' di angka mendekati 40, yakni 38,7 derajat Celcius.
Pemicunya diyakini imbas dari krisis iklim, fenomena El Nino, yang memang tidak hanya terjadi di Tanah Air melainkan banyak negara lain. Para ilmuwan bahkan meyakini tahun 2023 mencetak rekor suhu terpanas.
Menurut dr Mohammad Kurniawan SpNK, MSc, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI), panas ekstrem juga berimbas pada peningkatan risiko terkena stroke secara tidak langsung.
"Itu lebih disebabkan karena hubungannya ke dehidrasi, jadi kalau seandainya seseorang yang berada di cuaca ekstrem, kondisi minum airnya sedikit, itu bisa menyebabkan dehidrasi, meningkatkan risiko kekentalan darah," beber dia dalam webinar peringatan Hari Stroke Sedunia, Jumat (27/11/2023).
Kekentalan darah tersebut yang kemudian berkaitan dengan peningkatan risiko sumbatan di pembuluh darah yang berujung pada stroke. Namun, masyarakat tidak perlu khawatir, dr Kurniawan menyebut selama memastikan diri tetap terhidrasi di cuaca panas, risiko semacam itu tentu bisa dihindari.
Persoalan stroke yang kemudian berkaitan dengan lingkungan adalah polusi. Polusi tidak hanya berbahaya bagi paru-paru hingga jantung, paparan udara buruk faktanya bisa memicu inflamasi kronik pada tubuh seseorang.
"Nah inflamasi ini kalau tidak diatasi akan mengakibatkan kerusakan termasuk kerusakan pada dinding pembuluh darah, dan ini bisa memicu terjadinya sumbatan atau bahkan stroke pembuluh darah akibat pecahnya pembuluh darah, jadi memang link-nya atau hubungannya ke situ," pungkas dia.
Sebagai catatan, stroke menjadi penyumbang kematian terbesar nomor dua di dunia, sementara di Indonesia merupakan penyebab utama kematian.
Data di dunia mencatat 12,2 juta kasus baru stroke tercatat setiap tahun, satu dari tiga orang meninggal dalam hitungan detik. Selain itu, mengacu pada laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), peningkatan risiko stroke juga encapai lebih dari 50 persen dalam 17 tahun terakhir.
Sementara data di RI, prevalensi stroke naik 50 persen dari 2013 8,3 per seribu menjadi 12,1 per seribu penduduk berdasarkan catatan Riskesdas 2018.
Simak Video "Video: Kenapa Banyak Kasus Stroke Terjadi Saat di Kamar Mandi? Ini Penyebabnya"
(naf/suc)