Pesan Terakhir Penerima Cangkok Jantung Babi, Meninggal 6 Minggu Pasca Operasi

Terpopuler Sepekan

Pesan Terakhir Penerima Cangkok Jantung Babi, Meninggal 6 Minggu Pasca Operasi

Averus Kautsar - detikHealth
Minggu, 05 Nov 2023 15:20 WIB
Pesan Terakhir Penerima Cangkok Jantung Babi, Meninggal 6 Minggu Pasca Operasi
Pasien transplantasi jantung babi. (Foto: University of Maryland School of Medicine)
Jakarta -

Pekan ini diramaikan dengan meninggalnya Lawrence Faucette (58), pasien kedua yang menerima cangkok jantung babi. Lawrence meninggal dunia pada Senin (30/10) atau enam minggu setelah menjalani prosedur xenotransplantasi.

Tim dokter yang menjalankan prosedur tersebut menuturkan bahwa tubuh Lawrence menunjukkan penolakan dalam beberapa hari terakhir sebelum akhirnya meninggal dunia.

"Harapan terakhir Faucette adalah agar kami bisa memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang kami telah pelajari dari pengalaman ini, sehingga orang lain dapat dijamin mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan jantung baru apabila organ manusia tidak tersedia," ucap direktur klinis xenotransplantasi Universitas Maryland Dr Bartley P Griffith, MD dikutip dari CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lawrence menjalani transplantasi jantung babi setelah mengalami gejala gagal jantung. Ia dirawat di UMMC semenjak 14 September. Kondisinya pada saat itu sudah cukup parah sehingga tidak bisa menjalani prosedur transplantasi jantung secara tradisional.

"Satu-satunya harapan saya yang tersisa adalah menggunakan jantung babi melalui xenotransplantasi," ucap Lawrence pada saat itu.

ADVERTISEMENT

Proses transplantasi jantung babi ke tubuh Lawrence dilakukan pada 20 September. Operasi tersebut bisa dilakukan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) sudah memberikan izin darurat untuk prosedur tersebut. Harapannya, langkah eksperimental tersebut dapat memperpanjang umur Lawrence.

Tim dokter yang melakukan operasi menuturkan bahwa kondisi Lawrence sangat baik pada minggu-minggu awal setelah operasi. Bahkan kesehatan Lawrence menunjukkan peningkatan pesat. Untuk meningkatkan kondisinya, Lawrence juga menjalani terapi fisik dan menghabiskan banyak waktu bersama keluarga.

Pada pertengahan Oktober, pihak rumah sakit menuturkan bahwa Lawrence sudah bisa berdiri. Ia sangat bekerja keras menjalani terapi fisik untuk mengembalikan kekuatan ototnya.

"Kami berduka atas meninggalnya Faucette, seorang pasien, ilmuwan, veteran angkatan laut, dan kepala rumah tangga yang luar biasa yang hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama istri, putra, dan keluarganya," ujar Dr Bartley.

Prosedur xenotransplantasi telah gagal dalam beberapa dekade terakhir. Kondisi ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh manusia yang secara otomatis akan segera langsung 'menyerang' jaringan asing yang masuk ke dalam tubuh.

Dalam kasus Lawrence, tim dokter melakukan modifikasi secara genetik pada jantung babi yang ditransplantasikan. Tujuannya adalah agar lebih mirip dengan organ manusia.

"Dia tahu waktunya bersama kami singkat, dan ini adalah kesempatan terakhirnya untuk berbuat demi orang lain. Dia tidak pernah membayangkan dia akan bertahan hidup selama dia, atau memberikan data sebanyak itu untuk program xenotransplantasi," kata istri Lawrence, Ann Faucette.

NEXT: Kenapa Jantung Babi yang Dipilih?

Organ babi menjadi lebih menjadi pilihan dalam eksperimen transplantasi organ apabila dibandingkan dengan organ primata. Hal ini dilakukan berkaitan dengan ketersediaan organ. Selain itu, babi juga lebih mudah dibesarkan dan dapat mencapai ukuran dewasa dalam waktu hanya enam bulan.

Tidak hanya pada jantung, beberapa organ lain dari babi juga digunakan dalam eksperimen xenotransplantasi. Misalnya seperti katup jantung, ginjal, sel pankreas, dan juga kulit.

Penelitian mengungkapkan bahwa saluran urine pada babi dan manusia relatif sama. Dari sisi ukuran, ginjal manusia berukuran panjang sekitar 12 cm, lebar sekitar 6 cm dan tebal sekitar 3 cm. Sedangkan pada ginjal babi panjangnya sekitar 11,8 cm, lebar 5,64 cm, dan ketebalan 2,76 cm.

Hingga saat ini sudah ada tersedia banyak modifikasi genetik pada organ babi. Tersedia 9 modifikasi genetik pada babi yang dibuat bertujuan untuk mengurangi risiko penolakan dari tubuh manusia. Misalnya seperti yang dilakukan tim bedah NYU Langone Health AS menambahkan antibodi dari kelenjar timus babi ke tubuh pasien.

Halaman 2 dari 2
(avk/kna)

Berita Terkait