Kisah politisi Meutya Hafid untuk memiliki anak menjadi inspirasi bagi para pejuang garis dua. Memulai program bayi tabung di tahun 2017, Meutya Hafid mengalami banyak cobaan dan harus mengulang 10 kali sebelum mendapat buah hati.
Meutya memulai program bayi tabung saat umurnya 37 tahun. Dia sempat mencoba berbagai cara untuk hamil, termasuk ke pengobatan tradisional. Sayangnya, cara yang dia lakukan tetap tak berhasil.
Wanita yang kini berusia 45 tahun itu juga sempat keguguran tiga kali sebelum melahirkan anak pertamanya. Belakangan, diketahui salah satu penyebab gangguan fertilitasnya karena tuba falopinya tertutup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menemukan bahwa Meutya mengalami tuba falopi yang tersumbat. Untuk mengatasi masalah tersebut, ia harus menjalani prosedur pengangkatan tuba falopi.
"Akhirnya diangkat kedua tuba falopinya, untuk memutuskan itu butuh setengah tahun diskusinya," ujar Meutya Hafid dalam rilis peluncuran buku 'Lyora: Keajaiban yang Dinanti' beberapa waktu lalu.
Dalam buku tersebut, Meutya juga menceritakan alasan saluran tubanya diangkat karena sudah tidak lagi berfungsi dan berisiko memunculkan infeksi. Karena tuba falopinya diangkat, dia harus pasrah tak bisa memiliki anak dengan cara alami, namun melalui proses panjang dengan bayi tabung.
Berkali-kali mencoba bayi tabung, berkali juga kegagalan yang dia rasakan. Meutya sempat mengalami tiga kali hamil tapi keguguran karena janin dan embrio itu tidak bisa berkembang dengan baik.
"Alhamdulilah saya berhasil hamil akhirnya pada usia 44 tahun dan dikaruniai putri yang saya beri nama Lyora Shaqueena Ansyah," katanya.
Dikutip dari laman Healthline, saluran tuba yang tersumbat adalah penyebab umum infertilitas. Jika kedua saluran tuba tersumbat sepenuhnya, kehamilan tanpa pengobatan tidak mungkin terjadi.
Jika saluran tuba tersumbat sebagian, maka wanita masih berpotensi hamil dengan alami namun dengan risiko kehamilan ektopik. Hal ini karena sel telur yang telah dibuahi lebih sulit bergerak melalui penyumbatan menuju rahim.
Dalam kasus tuba falopi tersumbat, dokter mungkin merekomendasikan pembuahan dengan fertilisasi in vitro (IVF), tergantung pada apakah pengobatan dapat dilakukan.
(kna/kna)











































