Dikaitkan Kasus Nanie Darham, Catat Do's and Dont's Persiapan Sedot Lemak

Dikaitkan Kasus Nanie Darham, Catat Do's and Dont's Persiapan Sedot Lemak

Averus Kautsar - detikHealth
Selasa, 28 Nov 2023 13:12 WIB
Dikaitkan Kasus Nanie Darham, Catat Dos and Donts Persiapan Sedot Lemak
Nanie Darham meninggal dunia. (Foto: Dok. Instagram)
Jakarta -

Artis Nanie Darham meninggal dunia pada Sabtu (21/10/2023) setelah menjalani operasi sedot lemak di sebuah klinik di Jakarta Selatan. Meninggalnya Nanie ini dinilai janggal dan menuai pertanyaan pihak keluarga. Pihak keluarga menduga ada malpraktik dalam prosedur operasi sedot lemak tersebut.

Pada saat ini, dugaan malpraktik yang terjadi tengah terjadi sedang diselidiki oleh pihak kepolisian. Menurut laporan yang ada, Nanie menjalani prosedur operasi sedot lemak dua bulan pasca melahirkan.

"Dari keterangan beberapa saksi bahwa korban baru selesai melaksanakan persalinan," kata Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi, dikutip dari detikNews, Senin (28/11/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari kejadian tersebut, spesialis bedah plastik Prof Dr dr David Sontani Perdanakusuma, SpBP-RE(K) menuturkan bahwa risiko dari tindakan operasi akan selalu ada. Yang terpenting adalah bagaimana pasien dan tim dokter bisa menyiapkan diri sebelum menjalani prosedur sedot lemak.

"Perlu disadari ini adalah prosedur operasi atau pembedahan. Risiko selalu ada ya, apakah risiko pembiusannya, apakah risiko prosedur operasinya, atau risiko dari modalitas yang dipakai seperti cairan dipakai, alat dipakai, itu pasti menyertai. Jadi ada risiko efek samping atau komplikasi sekecil apapun," ucap Prof David saat dihubungi detikcom Selasa (28/11/2023).

ADVERTISEMENT

Lantas apa yang perlu dipersiapkan pasien sebelum menjalani prosedur sedot lemak?

"Sebenarnya tidak ada persiapan yang khusus ya. Yang penting pasien sehat, terus kalau ada obat-obatan yang dikonsumsi sebelumnya jamu-jamuan, herbal, pengencer darah, vitamin, itu biasanya kita hentikan dulu," ujar Prof David.

"Terus juga misalnya pasien merokok itu harus berhenti dulu supaya operasi dapat berjalan lancar. Itu secara umum prosedur estetik demikian. Itu bisa meminimalisir komplikasi," sambungnya.

Ia menuturkan bahwa risiko komplikasi akan tetap ada selama menjalani prosedur sedot lemak. Namun, angka kejadian komplikasi prosedur sedot lemak sebenarnya sangat kecil.

Lebih lanjut, Prof David menambahkan bahwa operasi sedot lemak bukanlah prosedur penurunan berat badan, melainkan prosedur pembentukan tubuh. Masih ada banyak kesalahan persepsi terkait operasi sedot lemak yang dianggap sebagai cara instan untuk menurunkan berat badan.

"Jadi dasar dari prosedur sedot lemak atau liposuction ini adalah body contouring, pembentukan tubuh, bukan untuk menurunkan berat badan. Jadi kalau ada orang minta diturunkan berat badan, sedot lemak bukan solusinya," jelas Prof David.

"Kalaupun mau menjadikan ini sebagai salah satu langkah menurunkan berat badan harus dikombinasikan dengan diet dan berolahraga juga," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(avk/vyp)

Berita Terkait