Tahi lalat adalah hal yang normal di tubuh manusia. Namun pada beberapa kasus, tahi lalat bisa bertumbuh menjadi kanker kulit. Karena itulah, penting untuk mengenali bentuk tahi lalat yang cenderung abnormal.
Lantas sebenarnya, bentuk tahi lalat seperti apa yang perlu diwaspadai? Bagaimana bedanya tahi lalat yang berpotensi menjadi kanker kulit dengan tahi lalat biasa?
Konsultan hematologi-onkologi dr Zubairi Djoerban, SpPD-KHOM menjelaskan bahwa timbulnya tahi lalat dipengaruhi oleh dua faktor, yakni genetik dan paparan sinar matahari. Itulah mengapa, tahi lalat sering timbul pada daerah kulit yang terkena sinar matahari.
dr Zubairi menjelaskan bahwa tahi lalat yang bisa berubah menjadi kanker kulit adalah tahi lalat yang bentuknya tidak beraturan.
"Utamanya adalah tahi lalat yang mempunyai tepi yang tidak beraturan, dan batasnya dengan kulit sekitarnya tidak tegas," terang dr Zubairi melalui postingan di akun X pribadinya @ProfesorZubairi.
Tahi lalat ini, tulisnya, juga dapat muncul pada daerah-daerah yang tidak mendapat sinar matahari pada tubuh, seperti kulit sekitar pinggang, payudara, dan bokong.
Dalam perkembangannya, tahi lalat dapat berubah dari yang semula datar menjadi timbul, atau yang memang sudah menonjol dapat membesar.
Perubahan tersebut bisa dikatakan normal, tetapi juga bisa menandakan adanya kelainan seperti kanker kulit.
Oleh sebab itu, mengamati perubahan ukuran, bentuk, atau warna tahi lalat serta adanya kemerahan, luka, atau pembengkakan di sekitarnya menjadi langkah awal yang krusial.
"Makanya perlu diperhatikan apakah ada tanda-tanda lain seperti kemerahan baik pada tahi lalat atau kulit sekitarnya, luka, atau pembengkakan pada kulit sekitarnya," sambungnya.
Mengingat sinar matahari berlebih berpotensi menimbulkan masalah kulit, dr Zubairi menyarankan penggunaan pelindung kulit, seperti baju lengan panjang, topi, payung, dan suncream.
NEXT: Kapan Harus Menemui Dokter?
(vyp/vyp)