.webp)
Pasca debat cawapres semalam, linimasa media sosial diramaikan beragam pandangan warganet perihal performa masing-masing calon. Seiring banyaknya warga yang vokal, tak bisa menutup mata, ada juga orang-orang yang merasa lelah akibat paparan bahasan maupun berita politik.
Dokter spesialis kedokteran jiwa dr Lahargo Kembaren, SpKJ, menjelaskan memang pada beberapa kasus, paparan perdebatan politik di media sosial memang bisa memicu ketidaknyamanan bagi beberapa orang. pada tingkat tertentu, mungkin bisa sampai menimbulkan masalah pada fisik maupun psikis.
Jika sudah terjadi demikian, dr Lahargo menyarankan, sebaiknya kurangi akses terhadap media sosial dulu. Tak ada salahnya melakukan 'detoks' medsos untuk sementara waktu, kemudian menggantikannya dengan aktivitas non-digital seperti berolahraga, bermusik, atau menjalani hobi lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau memang dirasa itu sudah mengganggu kondisi mental seperti ada keluhan di fisik, tidur terganggu makan nggak enak, segera lakukan 'diet' detoks media sosial. Sudah mulai mengganggu nih, ambil jarak dulu. Sempatkan satu-dua hari untuk tidak mengkonsumsi berita yang berlebihan," jelasnya saat ditemui detikcom, Jumat (15/12/2023).
Baca Berita yang Lebih Variatif
Selain detoks media sosial, dr Lahargo juga menyarankan masyarakat yang jenuh dengan berita politik agar juga mengakses jenis-jenis berita lain. Pasalnya, satu topik yang didengar atau ditonton terus-menerus secara berulang memang bisa menimbulkan rasa lelah.
"Kemudian jangan terpapar yang berlebihan terhadap informasi satu topik yang sama. Jadi biasakan kita membuka diri terhadap hal-hal yang berbeda yang lain. Jangan masalah politik, debat, pemilu terus yang kita baca. Coba cari topik-topik lain olahraga mungkin, hobi, jadi lebih bervariasi," tutur dr Lahargo.
(vyp/up)
