Salah satu kebiasaan buruk yang kerap menjadi masalah adalah suka menunda-nunda. Baik itu menunda pekerjaan, berolahraga, hingga tugas yang seharusnya cepat diselesaikan. Sebenarnya apa sih yang menyebabkan orang suka menunda-nunda?
Profesor psikologi Universitas Durham Fuschia Sirois mengatakan penundaan merupakan bentuk penghindaraan. Menurutnya, emosi yang melekat pada sebuah aktivitas seringkali membuat seseorang memilih mundur.
"Ketika Anda dihadapkan pada pertanyaan atau topik yang luas untuk ditulis, kurangnya instruksi yang jelas dapat memicu ketakutan tidak menjawab dengan benar atau apa yang mungkin terjadi jika Anda salah," ucap Sirois dikutip dari Live Science, Rabu (10/1/2024).
Menunda-menunda merupakan sebuah bentuk delay tertentu yang tidak perlu dan bersifat sukarela. Kondisi ini berarti tidak disebabkan oleh kebutuhan seseorang untuk memprioritaskan tugas lain atau soal keadaan darurat.
Orang yang menunda-nunda biasanya akan tetap menunda pekerjaan meskipun mengetahui bahwa tugas tersebut penting atau berharga bagi dirinya atau orang lain. Bahkan di satu sisi ia sadar bahwa menunda hal tersebut dapat merugikan dirinya atau orang lain.
"Seseorang yang suka menunda dalam kondisi kronis biasanya kesulitan mengelola dan mengatur emosi mereka," jelas Sirois.
Dalam sebuah studi pencitraan otak pada tahun 2021, Sirois dan timnya menemukan bahwa mahasiswa dengan volume materi abu-abu yang lebih tinggi di korteks prefrontal dorsolateral kiri kurang rentan terhadap penundaan dibandingkan rekan-rekan mereka. Korteks prefrontal dorsolateral merupakan bagian otak terkait pengendalian diri.
Semakin banyak koneksi saraf antara otak bagian ini dan daerah frontal, maka semakin baik mahasiswa dalam mengatur emosi negatif, fokus pada manfaat jangka panjang, dan tetap mengerjakan tugas.
Peneliti menyimpulkan mereka yang memiliki koneksi lebih sedikit di antara hal tersebut cenderung lebih suka menunda-nunda dengan mengorbankan 'imbalan' di masa depan.
"Seperti ciri kepribadian lainnya, ada beberapa dasar biologis. Mungkin ada beberapa faktor genetik yang mendasarinya, tapi itu tidak berarti Anda terjebak dan itulah diri Anda," kata Sirois.
Penundaan dapat menambah stres karena meninggalkan tugas yang membebani seseorang. Kondisi ini menjadi 'lingkaran setan' yang dapat merusak kesehatan mental, menurunkan kinerja akademis, dan mungkin saja berpengaruh pada keuangan.
Simak Video "Video KuTips: Coba Perhatiin, Adakah Tanda Ortu Kita Kesepian?"
(avk/suc)