Belakangan ramai soal pria di Kabupaten Tangerang, Banten, mengidap Iymphedema atau limfedema dan obesitas. Engky (34) saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang.
Meski kondisinya berangsur membaik, pihak RS terus menambah jumlah dokter yang menangani Engky. Dari semula 'hanya' empat, kini ada penambahan enam dokter yang ikut merawat dan menganalisis kondisi Engky demi mempercepat pemulihan.
Dikutip dari Antara, Kepala Humas Publikasi dan Informasi RSUD Kabupaten Tangerang, Hilwani, di Tangerang, menyebutkan, dokter spesialis yang ditambah di antaranya ahli jantung, fisioterapi, ahli gizi, bedah vaskuler, sampai kejiwaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya ada empat dokter, tapi kini sudah bertambah. Jadi ada dokter penyakit dalam, jantung, fisioterapi, ahli gizi, bedah vaskuler, dan kejiwaan juga," katanya, pada Kamis (11/1/2024).
"Terbukti, pasien Engky yang semula berada di ruang ICU selama satu malam, kini sudah berada di ruang rawat inap biasa," ujarnya.
Sejumlah dokter terus memantau perkembangan kondisi Engky, termasuk pembengkakan pada kaki. Sejauh ini, yang bersangkutan tidak perlu dirujuk ke Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM).
"Jadi kita lakukan tata laksananya terlebih dahulu, setelahnya langkah apa yang akan diambil, perlu operasi atau bagaimana, kita masih tunggu kondisi pasien," ungkapnya.
Terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik dr Siti Nadia Tarmizi memastikan pemerintah membuka kemungkinan yang bersangkutan masuk dalam mekanisme pembiayaan penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
Peserta PBI dipastikan mendapat bantuan perawatan hingga pulih. Meski begitu, terdapat sejumlah kriteria yang ditetapkan saat seseorang masuk dalam kategori PBI.
"Ini tentunya untuk pembiayaan kesehatan bisa dibantu dengan mekanisme BPJS selama memenuhi kriteria PBI," beber dr Nadia saat dihubungi detikcom, Selasa (9/1/2024).
Di luar tanggungan biaya sebagai PBI BPJS, biaya lain disebutnya bisa 'tercover' oleh bantuan pemerintah daerah setempat.
"Biaya lainnya mungkin bisa dibantu biaya dari dinas sosial atau pemerintah daerah setempat ya, menjadi tugas pemda setempat melalui mekanisme yang ada," tuturnya.
(naf/suc)











































