Pemerintah memeriksa 30 sampel random, baru 22 di antaranya yang sudah menunjukkan hasil. Ditemukan sembilan kasus positif yang sejauh ini tidak menunjukkan gejala. Demi mencegah keparahan dan kemungkinan lumpuh layuh akut, Kemenkes RI juga menambahkan imunisasi tambahan pada sembilan kasus tersebut.
"Jadi kan dari setiap kejadian KLB, kami melakukan surveilans, khususnya pada anak-anak yang sehat, kami masing-masing kabupaten, ambil sampel 30 anak di daerah sekitar anak yang sakit (lumpuh layuh akut akibat polio)," beber Maxi dalam konferensi pers Jumat (12/1/2024).
"Di Sampang, sudah keluar hasil dari 30 anak, yang sudah keluar hasilnya 22 sampel, sudah terdeteksi 9 positif, sekalipun mereka belum bergejala," tandasnya.
Tidak hanya Sampang, daerah lain yang belakangan mencatat temuan kasus lumpuh layuh akut seperti Pamekasan hingga Klaten juga dilakukan surveilans. Namun, belum ada hasil surveilans yang dilaporkan.
Menurut Maxi, kemungkinan munculnya kasus polio di daerah lain dengan minimnya cakupan imunisasi sulit dihindari. Karenanya, pemerintah terus melakukan surveilans aktif.
Khusus polio, dilakukan pemeriksaan rutin pasien dengan keluhan lumpuh layu akut, apapun penyebabnya selalu dilaporkan. Bila ditemukan potensi terpapar virus polio, pemerintah mengambil sampel. Dari apa yang ditemukan di Sampang, bahwa sembilan anak baru ditemukan positif polio, ada kemungkinan virus sudah bersirkulasi di wilayah tersebut.
"Kemungkinan itu, virus polio muncul di wilayah lain, selalu ada," pungkasnya.
Simak Video "Video: Kabar Baik! KLB Polio di Indonesia Dinyatakan Berakhir"
(naf/suc)