Dituturkan psikolog sekaligus content creator Indah Sundari SPsi, MPsi, Psikolog, hormon stres (kortisol) merupakan hormon yang normal dan pasti dimiliki setiap orang.
"Setiap manusia itu pasti punya (hormon) stres. Justru kalau tidak memiliki stres itu yang bahaya," kata Indah, dalam acara Launching Plossa Mini Isi Ulang, Kamis (18/1/2023).
"Kenapa? Kalau seseorang tidak punya stres tidak ada daya di dalam dirinya untuk melakukan sesuatu yang sifatnya mungkin menantang, yang mungkin achievable," sambungnya.
Indah menyebut overstress atau stres yang berlebihan dapat memicu gejala psikosomatik. Adapun gejala psikosomatik yang ditimbulkan dari overstress di antaranya:
- Kesulitan tidur
- Pusing
- Sakit kepala
- Pegal dan kram di beberapa bagian tubuh
- Nafsu makan berlebihan
- Mudah sedih dan cemas
- Mudah marah
- Kesulitan berkonsentrasi
Meski demikian, sebagian orang masih mengabaikan gejala-gejala tersebut. Menurut Indah, jika overstress dibiarkan maka bisa berbahaya.
"Stres itu kan sering dianggap sepele ya, tapi ternyata kalau dibiarkan dan sudah berkepanjangan bisa berbahaya baik untuk fisik atau mental," jelas Indah.
Selain gejala psikosomatik, overstress juga bisa memicu fungsi tubuh lainnya seperti gangguan seksual, gangguan mental lain (panic attack, gangguan kecemasan, bipolar, BPD, dan gangguan narsistik).
"Bahkan kalau anak zaman sekarang tuh stres bisa dikaitkan dengan asam lambung naik atau GERD. Ujung-ujungnya bisa menyebabkan gangguan tidur, gangguan pencernaan, bahkan bisa stroke maupun alzheimer," kata Indah.
"Jadi amit-amit gejalanya bisa mengarah ke kematian kalau kita nggak memelihara kondisi stres ini dengan baik," lanjutnya.
Stres sendiri tidak bisa dihilangkan, namun bisa dikendalikan. Menurut Indah, setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk mengontrol hormon stres. Salah satu contohnya yaitu menggunakan aromaterapi.
"Untuk mengatur stres itu bisa dimulai dengan merelaksasi pikiran, salah satunya dengan menghirup aromaterapi yang menyegarkan bisa membuat pikiran lebih tenang dan fokus," jelas Indah.
"Sehingga, tidur pun juga lebih berkualitas," imbuhnya.
Salah satu aromaterapi yang disarankan oleh Indah yaitu Plossa. Hadir sejak 2019 di Tanah Air, minyak aromaterapi ini mengandung eucalyptus oil yang berfungsi sebagai antibakteri dan antivirus.
Di samping itu, Plossa juga mengandung menthol oil sebagai bronkodilator yang juga meningkatkan ketahanan alami tubuh terhadap stres. Selain itu, produk ini juga mengandung peppermint oil yang berfungsi sebagai antiinflamasi (pereda nyeri dan rasa sakit).
Pada kesempatan yang sama, spesialis akupuntur medik dr Newanda Mochtar SpAk menuturkan ada cara lain untuk mengendalikan stres dan kesulitan tidur. Tidak hanya menghirup aromaterapi, kedua masalah tersebut bisa diatasi dengan teknik akupresur yang diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Akupresur ini efektif untuk mengatasi depresi, anxiety. Berbagai penelitian juga mengatakan kombinasi akupresur dan aromaterapi bisa meningkatkan kualitas tidur," kata dr Newanda.
Hadir dalam acara tersebut, aktris Marsha Timothy dan penyanyi Eva Celia. Keduanya pun membagikan pengalamannya sebagai pengguna Plossa.
"Aku sering shooting pagi sampai pagi dan hal itu bikin jadwal tidurku berantakan dan mood nggak enak. Tetapi setelah pakai Plossa rasanya lebih gampang tidur, karena aromanya bikin rileks," kata Marsha.
Berbeda dengan Marsha, Eva menggunakan Plossa sebagai coping mechanism ketika ia stres. Salah satu pemicunya yaitu ketika dirinya ingin membuat album dan menulis lagu.
"Kalau dikejar deadline atau inspirasi nggak ada, itu stressful banget. Aku juga punya stage fright, jadi kalau mau manggung itu suka deg-degan parah banget," kata pelantun lagu C.H.R.I.S.Y.E tersebut.
Sebagai penyanyi, Eva juga sering manggung dari kota ke kota. Ia menjelaskan jika masih melakukan tur di Pulau Jawa, ia sering menggunakan jalur darat.
"Kadang-kadang kan kalau di mobil kelamaan, agak pening atau mual. Aku emang suka banget Plossa citrus ini karena aromanya very fresh gitu ya, jadi kalau aku cium aromanya di mobil jadi segar gitu," kisahnya.
Sementara itu, Chief of Marketing Officer Enesis Group Ryan Tirta Yudhistira mengungkapkan Plossa selalu melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mengalami stres berlebihan dan kesulitan tidur melalui Plossa Mini Isi Ulang.
Plossa Mini Isi Ulang hadir dengan kombinasi sinergi aromaterapi dengan alat pijat, kerokan, roll-on, dan inhaler. Produk ini menjadi minyak aromaterapi pertama dan satu-satunya yang dapat diisi ulang, sehingga bisa lebih efisien dan hemat.
Plossa Mini Isi Ulang hadir dalam dua varian yaitu Plossa Mini Isi Ulang Citrus dan Plossa Mini Isi Ulang Panasin. Cara refill-nya pun cukup mudah.
"Cukup putar tutup inhaler, sobek Plossa Sachet dan tuang ke dalamnya. Dengan begitu manfaat Plossa Mini Iisi Ulang dapat terus menerus dirasakan manfaatnya," kata Ryan.
Dengan ukurannya yang compact, Plossa Mini Isi Ulang bisa dibawa ke mana saja seperti ke dalam tas atau bahkan kantong.
Plossa Mini Isi Ulang bisa didapatkan di toko offline (minimarket, supermarket, dan apotek) terdekat maupun online. Harganya pun juga terjangkau mulai Rp 3.000-3.500 untuk Sachet Isi Ulang dan Rp 7.000-7.500 untuk Device.
"Harapannya masyarakat dapat merasakan pengalaman langsung menggunakan Plossa untuk meredakan stres dan membantu mengatasi masalah tidur. Ini membuktikan bahwa masalah itu bisa diatasi dengan cara yang modern, praktis, dan hemat," tutup Ryan.
Simak Video "Terlalu Happy Ternyata Juga Merupakan Bagian dari Stres?"
(ncm/ega)