Perasaan lapar dapat dibagi menjadi dua keadaan, lapar fisiologis dan lapar secara emosional. Kini yang menjadi masalah adalah bagaimana caranya mengetahui perbedaan antara keduanya?
Hal ini tentu saja penting untuk diketahui agar makanan yang dikonsumsi tidak dimakan hanya karena emosi sesaat. Peneliti Health Collaborative Center (HCC) Dr dr Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH yang melakukan studi terkait perilaku mindful eating masyarakat Indonesia mengungkapkan ada perbedaan di antara keduanya.
"Perbedaannya adalah kenyang kalau lapar beneran. Kenapa? Karena kalau lapar fisiologis itu kapasitas lambung itu lebih cepat dipenuhi. Kalau lapar emosional tidak seperti itu. Jadi dia 'cuma lewat' dan dia akan lapar terus," ucap dr Ray ketika ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2024).
dr Ray mengatakan bahwa kepuasan makan seseorang yang lapar secara emosional biasanya sulit dipenuhi. Sedangkan, ketika seseorang lapar secara fisiologis, otak akan memberitahu organ bahwa tubuh sudah merasa cukup setelah makanan masuk.
"Pengosongan lambung setelah makan pada seseorang yang lapar secara emosional biasanya menjadi jauh lebih cepat, sehingga jadi lapar lagi. Proses fisiologisnya di level ekskresi akan cepat dalam 2-3 jam kemudian sudah ada tanda untuk keluar di feses," jelasnya.
dr Ray menuturkan bahwa perilaku mindful eating perlu diterapkan untuk mengatasi hal ini. Mindful eating adalah sebuah cara atau metode makan secara lebih 'sadar', menikmati, dan dilakukan dengan tidak buru-buru.
Ketika seseorang melakukan pola mindful eating, ia akan merasa lebih sadar dengan berbagai nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Perasaan ini dapat memicu perasaan lebih bahagia dan meningkatkan kesehatan organ pencernaan.
"Orang yang menerapkan mindful eating status kesehatannya jauh lebih bagus. Kesehatan fisik dan mental seimbang, dan yang paling penting adalah dia dapat menurunkan risiko-risiko penyakit metabolik seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi, dan lainnya," pungkasnya.
Berdasarkan penelitian yang ia lakukan, 47 persen masyarakat Indonesia tidak menerapkan mindful eating ketika makan. Kondisi tersebut membuat setidaknya ada 4 dari 10 orang di Indonesia tidak menerapkan mindful eating atau disebut juga seorang emotional eater.
Simak Video "Video: KPAI Tekankan Pentingnya Pembelajaran Sosial-Emosional di Sekolah"
(avk/naf)