Media sosial kini diramaikan video Luna Maya memarahi karyawannya, yang rupanya direkam dan diviralkan oleh seorang anak magang. Hal yang menjadi pertanyaan netizen, kenapa sih banyak orang berusia muda dalam hal ini adalah anak-anak generasi Z senang banget merekam segala sesuatu untuk diviralkan?
Luna Maya menjelaskan, teguran yang ia berikan kepada karyawannya dalam video tersebut sebenarnya harus ia lakukan agar perusahaannya bisa mencapai 'goal' atau tujuan. Terlebih, keberlangsungan perusahaan akan berdampak langsung kepada konsumen.
Ia menyebut, pekerja magang yang merekam video secara sembunyi-sembunyi tersebut, mungkin belum paham betul perihal dampak dari tindakannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah temui kebetulan dia anak magang, nggak mengerti. Mungkin berpikir dampaknya itu lucu-lucuan 'aduh kasihan bos gue marahin temen gue' atau apa. Tadinya kita berpikir 'oh lucu, oh iseng, dampaknya tuh nggak panjang' tapi ternyata panjang," tutur Luna Maya dikutip dari detikHot, Kamis (1/2/2024).
Catatan Psikolog buat Generasi Z
Psikolog klinis Veronica Adesla menjelaskan, orang yang membuat video secara sembunyi-sembunyi sebenarnya pasti sudah mengetahui bahwa tindakan merekam privasi tersebut tidak seharusnya dilakukan. Karena mereka takut akan sanksi dan konsekuensinya, mereka merekam suatu kejadian dengan diam-diam.
"(Perilaku merekam) sembunyi-sembunyi ini sendiri berarti orang yang melakukan tau bahwa ia tidak boleh ketahuan sedang merekam kalau tidak bisa mendapatkan sanksi atau konsekuensi negatif," terang Veronica saat dihubungi detikcom, Kamis (1/2).
"Sanksi ini bisa karena memang karena perilaku tersebut tidak diperbolehkan, karena memang peraturan tidak mengizinkan, sehingga bisa di-sue karena melanggar privasi orang lain, dan atau berdampak negatif lain terhadap dirinya. Rasanya sudah ada aturan hukum juga yang mengatur perilaku merekam tanpa seizin ini ya," imbuhnya.
Menurutnya, sikap 'apa-apa direkam dan diviralkan' ini timbul karena keinginan seseorang, dalam hal ini anak generasi Z, untuk memperlihatkan suatu kejadian ke orang banyak di media sosial.
Keinginan tersebut sebenarnya adalah hal wajar. Namun Veronica mengingatkan, penting untuk selalu memperhatikan etika ketika membuat dan menyebarluaskan konten. Jangan sampai konten tersebut dibuat dengan asumsi tertentu, tanpa menilai kondisi orang yang direkam dengan bijak.
(vyp/naf)











































