Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyoroti fenomena dokter gadungan yang tengah heboh di masyarakat. Respons ini menyusul penangkapan Elwizan Aminudin, dokter gadungan yang pernah bekerja di PSSI.
Elwizan disebut sudah 8 tahun menjadi dokter gadungan. Hasil pemeriksaan polisi, tersangka menangani 9 tim selama berpura-pura menjadi dokter.
Menanggapi kasus tersebut, Ketua IDI dr Adib Khumaidi, SpOT meminta instansi berhati-hati dalam merekrut dokter dengan memperhatikan beberapa kriteria dan persyaratan yang harus dimiliki dokter.
"Dokteroid atau dokter gadungan mengaku-ngaku dokter membuat masyarakat harus waspada saat menyambangi layanan kesehatan. Cek dulu tidak hanya melihat di situ ada dokter atau tenaga kesehatan atau tidak, tetapi cek lagi apakah itu benar dokter? Jangan-jangan bukan dokter atau mengaku dokter," tegas dr Adib kepada wartawan, Selasa (6/2/2024).
Dalam kesempatan yang sama anggota Biro Hukum Pembinaan dan Pembelaan Anggota IDI, dr Gregorius Yoga Panji Asmara mengatakan kemunculan dokteroid harus disikapi dengan melakukan verifikasi data dokter.
Terlebih di instansi olahraga yang kebutuhan dokter sangat krusial. Para atlet membutuhkan tatalaksana yang baik sehingga ketika terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan seperti cedera saat bertanding, mereka mendapatkan perawatan yang baik sehingga pulih dengan cepat.
"Harapannya dengan hadirnya seorang dokter maka dapat mencegah dampak yang lebib buruh dari kejadian tersebut dan tentunya bisa membangun sistem kesehatan di lingungan yang baik," ujar dr Yoga.
IDI juga memberikan cara untuk mengecek keaslian dokter. Simak di halaman selanjutnya.
(kna/up)