Apa Itu Hematoma Subdural Akut? Diidap Akira Toriyama 'Dragon Ball' Sebelum Meninggal

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Jumat, 08 Mar 2024 13:00 WIB
Jakarta -

Komikus Dragon Ball Akira Toriyama meninggal dunia di usia 68 tahun. Kabar kematiannya dikonfirmasi langsung oleh media sosial Instagram resmi Akira Toriyama, @akira.toriyama.

"Ini terasa tidak nyata, tetapi dengan sedih kami memberitahu bahwa pencipta manga Akira Toriyama meninggal dunia pada 1 Maret karena hematoma subdural akut," tulis di akun tersebut yang dilihat detikcom, Jumat (8/3/2024).

"Dia berusia 68 tahun. Karyanya telah membawa kegembiraan tanpa akhir bagi jutaan orang di seluruh dunia. Beristirahatlah dengan tenang, Akira Toriyama," sambungnya.

Menurut situs resmi Dragon Ball, pemakaman Akira hanya dihadiri oleh keluarga serta beberapa temannya.

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, hematoma subdural merupakan jenis perdarahan di dalam kepala. Itu terjadi ketika darah terkumpul di bawah dura mater, yakni salah satu lapisan jaringan yang melindungi otak.

Kondisi ini paling sering terjadi akibat cedera kepala dan bisa berakibat fatal.

Hematoma subdural berkembang dari robekan pada pembuluh darah. Darah bocor keluar dari pembuluh darah yang robek, ke dalam ruang antara dura mater dan arachnoid mater (lapisan tengah yang melindungi otak).

Perdarahan aktif ke dalam ruang ini disebut perdarahan subdural. Sementara penumpukan darah adalah hematoma subdural, yang juga termasuk jenis cedera otak traumatis.

Hematoma subdural ini termasuk kondisi serius yang berisiko tinggi menyebabkan kematian. Terutama pada orang lanjut usia dan mereka yang mengalami kerusakan otak parah.

Salah satu jenis hematoma subdural yakni akut, seperti yang diidap Akira Toriyama. Ini adalah jenis hematoma subdural yang paling berbahaya.

Gejalanya parah dan muncul setelah terjadinya cedera kepala, yang sering kali terjadi dalam hitungan menit hingga jam.

Tekanan pada otak meningkat dengan cepat seiring dengan berkumpulnya darah. Jika tidak didiagnosis dan ditangani dengan cepat, orang dengan kondisi ini bisa kehilangan kesadaran, kelumpuhan, hingga kematian.




(sao/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork