Sebuah laporan terbaru dari laboratorium independen, Valisure LCC, menemukan kadar karsinogen benzena yang sangat tinggi dalam berbagai produk jerawat. Pihaknya meminta Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), untuk menarik sekelompok produk perawatan jerawat yang mungkin mengandung benzena.
Bahan kimia benzena ini dilaporkan terdeteksi pada sejumlah perawatan wajah untuk jerawat di AS. Itu termasuk Estee Lauder's Clinique, Target's Up & Up dan Clearasil milik Reckitt Benckiser.
Dikutip dari Mind Body Green, produk perawatan kulit yang dimaksud mengandung benzoil peroksida (BP0). Itu merupakan bahan yang umum digunakan untuk mengatasi jerawat yang bisa ditemukan dalam serum, krim, pembersih wajah dan tubuh untuk mengatasi masalah seperti jerawat di dada serta punggung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rilisnya, Valisure juga menemukan benzena dalam 94 dari 99 produk yang mengandung benzoil peroksida. Mereka juga memasukkan beberapa produk ke dalam suhu inkubasi 50 derajat Celcius, dan mencatat peningkatan drastis kadar benzena yang hasilnya menganggap produk tersebut cukup tidak stabil.
Meski begitu, tidak semua produk benzoil peroksida tidak stabil. Namun, temuan ini menunjukkan bahwa beberapa produk mungkin tidak stabil saat terkena suhu yang sangat tinggi dan bisa terurai menjadi benzena.
Benzena menguap dengan mudah dan cepat ke udara. Artinya, zat ini dapat terhirup dan kemungkinan besar akan terhirup dalam kapasitas tertentu bila digunakan di lingkungan bersuhu tinggi. Ini yang membuat Valisure mendesak penarikan kembali beberapa produk tersebut.
Apa itu benzena?
Dikutip dari Healthline, benzena merupakan karsinogen golongan satu, mirip dengan asbes dan timbal. Artinya, terdapat cukup bukti untuk menyimpulkan bahan kimia tersebut dapat menyebabkan kanker.
Berdasarkan temuannya, Valisure mengajukan petisi yang meminta FDA menyelidiki produk tersebut lebih lanjut dan mempertimbangkan untuk menariknya dari pasar.
"Ada banyak produk jerawat yang tersedia selain benzoil peroksida. Jika pasien cukup khawatir, carilah alternatif lain," kata seorang profesor dermatologi di Yale School of Medicine dan dokter kulit Yale Medicine, Dr Christopher G Bunick.
Seberapa besar risiko penggunaan produk perawatan kulit yang mengandung benzena?
Paparan benzena tingkat rendah secara terus-menerus dikaitkan langsung dengan kanker pada manusia. Beberapa penelitian meyakini tidak ada jumlah benzena yang dianggap aman dan jumlah berapa pun berpotensi meningkatkan risiko kanker.
Menurut American Cancer Society, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) telah menemukan bukti bahwa paparan benzena dapat menyebabkan leukemia myeloid akut dan selanjutnya dikaitkan dengan leukemia limfositik akut, leukemia limfositik kronis, multiple myeloma, dan limfoma non-Hodgkin.
Saat ini, FDA melarang penggunaan benzena dalam produk obat kecuali jika penyertaannya tidak dapat dihindari - yang mana, konsentrasinya tidak boleh melebihi 2 ppm.
Menurut Bunick, hanya ada sedikit bukti mengenai apakah dan bagaimana, khususnya, produk perawatan kulit yang terkontaminasi benzena dapat menyebabkan kanker.
"Hanya sedikit perhatian yang diberikan terhadap risiko kesehatan dan konsekuensi paparan benzena dari produk perawatan kulit pribadi dan obat-obatan," katanya.
Meski begitu, penelitian terbaru dari Inggris menemukan bahwa rendahnya tingkat paparan benzena di lingkungan sekitar meningkatkan risiko kematian, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker.
Risiko ini terkait dengan penggunaan jangka panjang dan efek kesehatan jangka pendek yang jarang dilaporkan.
"Penelitian epidemiologi lebih lanjut diperlukan, namun laporan ini cukup menimbulkan kekhawatiran kesehatan, sehingga masalah benzena perlu ditanggapi secara serius oleh badan pengawas dan produsen," jelas Bunick.











































