Awal Mula AstraZeneca Akui Vaksin COVID-19 Buatannya Picu Efek Samping Langka

Awal Mula AstraZeneca Akui Vaksin COVID-19 Buatannya Picu Efek Samping Langka

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Jumat, 03 Mei 2024 05:00 WIB
Awal Mula AstraZeneca Akui Vaksin COVID-19 Buatannya Picu Efek Samping Langka
Vaksin COVID-19 AstraZeneca. (Foto: DW (News))
Jakarta -

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah mengakui, untuk pertama kalinya dalam dokumen di pengadilan, bahwa vaksin COVID-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping langka. Vaksin yang dikembangkan bekerja sama dengan Universitas Oxford ini didistribusikan secara global dengan berbagai merek, termasuk Covishield dan Vaxzevria.

Hal tersebut terkuak setelah seorang pria di Inggris menggugat perusaaan tersebut dalam class action karena adanya gejala parah yang dialami setelah vaksinasi. Keluarga dari penerima vaksin tersebut menyatakan bahwa efek samping vaksin AstraZeneca yang dia rasakan sangat parah.

Pengakuan AstraZeneca ini menandai titik balik dalam konfrontasi hukum, dan menyoroti potensi risiko yang terkait dengan vaksinasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diberitakan The Telegraph UK, gugatan tersebut dipelopori oleh Jamie Scott, yang mengalami cedera otak permanen setelah menerima vaksin AstraZeneca pada April 2021. Kasusnya, bersama dengan kasus lainnya, menyoroti dampak serius dari efek samping langka yang dikenal sebagai Trombosis dengan Sindrom Trombositopenia (TTS), yang ditandai dengan oleh pembekuan darah dan jumlah trombosit yang rendah.

Dalam dokumen yang diserahkan ke Pengadilan Tinggi Inggris, AstraZeneca mengakui bahwa vaksinnya "dalam kasus yang sangat jarang dapat menyebabkan TTS."

ADVERTISEMENT

Vaksin AstraZeneca-Oxford tidak lagi diberikan di Inggris karena alasan keamanan. Meskipun penelitian independen telah menunjukkan efektivitasnya dalam memerangi pandemi, munculnya efek samping yang jarang terjadi telah mendorong pengawasan peraturan dan tindakan hukum.

Bagaimana kondisi di Indonesia?

Kementerian Kesehatan RI memastikan hingga saat ini belum ada laporan kasus terkait efek samping langka yang serupa di Indonesia. Disebutkan mereka yang mengalami efek samping langka yakni pembekuan darah umumnya memiliki penyakit penyerta.

"Ini kejadian sangat jarang dan bisa dipengaruhi faktor ras, genetik. Di Indonesia belum ada laporan terkait TTS ini," tegasnya saat dihubungi detikcom Rabu (1/5/2024).

Next: Menyoal efek samping langka vaksin COVID AstraZeneca

Efek samping yang dilaporkan terkait vaksin COVID AstraZeneca yakni TTS. Dikutip dari Medical News Today, TTS atau thrombosis with thrombocytopenia syndrome adalah komplikasi langka yang terkait dengan vaksin COVID-19. Dokter menggunakan istilah 'trombosis' untuk menggambarkan ketika bekuan darah, atau trombus, membentuk dan menyumbat pembuluh darah. Terkadang kondisi ini dapat membatasi aliran darah ke bagian tubuh sehingga menyebabkan gejala di area yang disuplai oleh pembuluh darah.

Penyakit ini juga disebut sebagai 'trombositopenia trombotik imun yang diinduksi vaksin' (VITT), pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan pada Maret 2021. Seseorang yang mengidap sindrom ini akan mengalami pembekuan darah dan jumlah trombosit yang sangat rendah.

Menurut American Society of Hematology (ASH), orang harus segera mencari pertolongan medis jika salah satu gejala berikut muncul 4 hingga 42 hari setelah vaksinasi:

  • Sesak napas
  • Sakit kepala parah
  • Perubahan visual
  • Sakit punggung
  • Mudah memar atau berdarah
  • Sakit perut
  • Mual dan muntah
  • Nyeri atau bengkak pada kaki
Halaman 3 dari 2


Simak Video "Kemenkes Tegaskan Belum Ada Kasus TTS di RI Akibat AstraZeneca"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)
Vaksin AstraZeneca Ditarik
18 Konten
Vaksin AstraZeneca kembali menjadi sorotan pasca perusahaannya menarik stok vaksin mereka yang tersisa di seluruh dunia.

Berita Terkait