Lisa Pisano, orang keempat yang pernah menerima organ dari babi, harus menjalani operasi pengangkatan ginjal setelah dokter memutuskan bahwa cangkok babi yang dia jalani lebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaatnya.
Tiga pasien lain yang telah menerima organ babi, dua di antaranya hidup dengan jantung babi dan satu dengan ginjal babi, semuanya meninggal dalam waktu delapan minggu setelah operasi.
Ketiga pasien sebelumnya sudah sakit parah dan memilih prosedur eksperimental sebagai harapan terakhir. Namun, tiga kematian dan sekarang operasi pengangkatan ini merupakan kemunduran bagi bidang xenotransplantasi.
Diberitakan USA Today, selama setidaknya empat dekade, para peneliti telah berupaya memahami sistem kekebalan manusia dan hewan dengan cukup baik untuk membuat organ dapat ditransplantasikan ke berbagai spesies.
Babi yang organnya digunakan untuk transplantasi telah menjalani sederet prosedur untuk meminimalisir risiko penolakan organ. Para peneliti mengatakan bahwa mereka hampir meminta persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) untuk memulai uji klinis dengan organ babi, namun, tidak jelas apakah kematian dan operasi pengangkatan ini akan menunda persetujuan tersebut.
Tidak satu pun dari keempat pasien tersebut yang mengalami penolakan langsung. Penolakan tersebut tampaknya menjadi penyebab hanya satu dari kematian tersebut seperti pasien transplantasi jantung Lawrence Faucette, 58 tahun, yang meninggal sekitar enam minggu setelah transplantasinya di University of Maryland Medical Center.
Pasien pertama, David Bennett Sr, 57 tahun, yang ditransplantasi di Maryland pada tahun 2022, ditemukan memiliki virus babi di jantungnya yang ditransplantasikan, yang mungkin menjadi penyebab kematiannya.
Richard Slayman, 62 tahun, orang pertama yang menerima ginjal babi, meninggal mendadak, hampir dua bulan setelah prosedurnya di Rumah Sakit Umum Massachusetts. Dia adalah satu-satunya pasien yang cukup sehat untuk dipulangkan dari rumah sakit.
Dr. Tatsuo Kawai, profesor bedah di Harvard Medical School dan ketua bedah transplantasi di Mass. General, mengatakan bahwa dia melihat Slayman pada pagi hari kematiannya pada tanggal 11 Mei dan dia tampak "baik-baik saja."
Dia berjalan antara klinik dan rumah sakit dua kali hari itu, jadi kematiannya malam itu, karena serangan jantung, "sangat tidak terduga."
Meskipun Slayman telah menderita serangkaian masalah kesehatan sebelum transplantasi pada 16 Maret, Kawai, yang merawatnya selama lebih dari satu dekade, yakin akan kesehatannya yang terus membaik.
"Saya pikir dia bisa bertahan bertahun-tahun," kata Kawai.
Simak Video "Video: Bukan Cuma Plantar Fasciitis, Shin Splint Juga Bahaya Bagi Pelari Pemula"
(kna/kna)