Kerap Tak Disadari, Ini 5 Efek yang Terjadi pada Tubuh Jika Melewatkan Sarapan

Kerap Tak Disadari, Ini 5 Efek yang Terjadi pada Tubuh Jika Melewatkan Sarapan

Averus Kautsar - detikHealth
Selasa, 25 Jun 2024 06:00 WIB
Kerap Tak Disadari, Ini 5 Efek yang Terjadi pada Tubuh Jika Melewatkan Sarapan
Ilustrasi sarapan. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Nattakorn Maneerat)
Jakarta -

Sarapan adalah menu makan yang kerap dianggap sepele dan dilewatkan. Tak banyak yang sadar, rupanya melewatkan sarapan dapat berefek pada kesehatan, lho. Kok bisa?

Berikut ini adalah sederet dampak yang terjadi pada tubuh ketika melewatkan sarapan, dikutip dari Eating Well:

1. Menurunkan Energi

Mengapa sarapan secara teratur sangat disarankan? Otak mengandalkan glukosa untuk bekerja secara optimal. Sumber utama glukosa berasal dari karbohidrat yang bisa didapatkan melalui sarapan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah karbohidrat yang tepat ketika sarapan dapat membantu menjaga kadar gula darah yang sehat untuk meningkatkan energi, fokus mental, dan kekuatan otak.

"Saat bangun di pagi hari, kadar gula darah Anda akan lebih rendah dan jika Anda tetap dalam kondisi ini untuk waktu yang lama, Anda mungkin akan kelelahan atau mengalami brain fog," jelas nutrisionis Marcie Vaske MS, LN, CNS.

ADVERTISEMENT

2. Mengganggu Hormon Tubuh

Kadar gula darah yang rendah dalam durasi lama dapat mengganggu kadar hormon. Dokter pengobatan keluarga Laura Purdy, MD, MBA mengatakan tidak sarapan dapat mengganggu kadar kortisol atau hormon stres pada tubuh.

"Kadar kortisol lebih tinggi ketika Anda bangun dan menurun seiring berjalannya hari. Sarapan pagi dapat membantu mengelola tingkat stres tersebut, sehingga memberikan dorongan mental untuk menjalani hari," kata Laura.

Dalam jangka panjang, gangguan keseimbangan hormon dapat berdampak pada kesehatan reproduksi dan menstruasi.

3. Mengganggu Mood dan Meningkatkan Kecemasan

Perubahan hormon yang terjadi juga sangat berpengaruh pada suasana hati yang menjadi lebih buruk. Berdasarkan sebuah penelitian di tahun 2020 pada 21.972 responden, sarapan secara teratur dan tidak dikaitkan dengan rendahnya kebahagiaan, depresi, dan gangguan stres pasca trauma.

"Jika terus menerus tinggi, kadar kortisol dikaitkan dengan kecemasan dan depresi. Kabar gembiranya, sarapan adalah kesempatan awal untuk menyehatkan otak dan mental Anda," kata ahli diet Claire Rifkin, MS, RDN.

Kurangnya nutrisi yang baik untuk otak seperti asam lemak omega-3 dan vitamin B berhubungan dengan gangguan mood. Sarapan bergizi tidak hanya sekedar 'bahan bakar' untuk beraktivitas, melainkan juga baik untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional.

4. Meningkatkan Nafsu Makan

Tidak sarapan dapat berefek besar pada pola makan sepanjang hari. Orang yang tidak sarapan cenderung akan 'balas dendam' di kemudian hari untuk mendapatkan kalori yang lebih.

"Banyak orang yang melewatkan sarapan mengalami keinginan yang lebih besar di kemudian hari, karena tubuh mereka mencoba mengejar nutrisi yang mungkin mereka lewatkan," kata ahli diet Melissa Mitri, MS, RD.

Kebiasaan tidak sarapan akan meningkatkan keinginan makan atau craving camilan-camilan tinggi kalori seperti keripik yang pada akhirnya juga tidak memberikan efek kenyang.

Salah satu jenis menu sarapan yang sangat disarankan adalah makanan tinggi protein untuk mengekang nafsu makan dan menyeimbangkan kadar gula darah. Dalam sebuah studi di tahun 2018, sarapan tinggi protein secara konsisten dapat mengurangi keinginan untuk ngemil.

5. Memperlambat Metabolisme

Tak sedikit orang yang menghindari sarapan karena ingin menurunkan berat badan. Namun, kenyataannya kebiasaan ini justru malah bisa mempengaruhi proses metabolisme yang sehat.

"Tanpa sarapan, tubuh mencari energi di tempat lain, mengambil cadangan dari jaringan lemak dan otot. Ini membutuhkan energi untuk melakukannya. Akibatnya, proses lain melambat untuk menghemat energi dan memungkinkannya menuju kelangsungan hidup," kata ahli diet Stephanie Darby, RD.

"Akibatnya, metabolisme melambat sehingga konservasi energi dapat terjadi, menurunkan tingkat energi, dan menyimpan cadangan apapun di jaringan lemak untuk kebutuhan selanjutnya," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(avk/suc)

Berita Terkait