Round Up

Fakta-fakta Natrium Dehidroasetat, Pengawet yang Bikin Roti Okko Ditarik BPOM

Devandra Abi Prasetyo - detikHealth
Kamis, 25 Jul 2024 06:00 WIB
Roti Okko ditarik karena mengandung natrium dehidroasetat (Foto: infografis detikHealth)
Jakarta -

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan adanya pelanggaran pada produksi roti Okko buatan PT Abadi Rasa Food, Bandung. Roti Okko kedapatan mengandung bahan pengawet berbahaya, natrium dehidroasetat (sebagai asam dehidroasetat) dan tidak menerapkan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dengan benar dan konsisten.

Berdasarkan Peraturan BPOM (PerBPOM) Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP), natrium dehidroasetat ternyata tidak termasuk ke dalam BTP pengawet yang diizinkan.

Sebenarnya apa itu natrium dehidroasetat dan apa bahayanya?

1. Dipakai Sebagai Pengawet Kosmetik

Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia Prof Dr Ir Hardinsyah, MS, mengungkap natrium dehidroasetat atau sodium dehydroacetate (SDHA) banyak digunakan untuk kosmetik. Namun, ada sejumlah negara yang mengizinkannya sebagai pengawet pada pangan dalam kadar tertentu.

Pada makanan, tujuannya untuk mencegah perkembangan atau pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, ragi, dan jamur.

"Beberapa negara seperti Amerika memperbolehkan untuk BTP, tetapi dengan jumlah yang sedikit banget. Jadi kita dalam kehati-hatian sih memang harus jelas regulasinya, diperkuat pengawasan, karena kan batas yang diperbolehkan kecil sekali," tuturnya kepada detikcom Rabu (24/7).

2. Bisa Menyebabkan Gangguan Ginjal hingga Kanker

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Zullies Ikawati mengatakan paparan natrium dehidroasetat hingga takaran tertentu relatif aman. Namun begitu, bahan ini akan menjadi berbahaya jika melebihi batas aman.

Mengacu Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA), batas asupan harian yang dapat diterima adalah 0-0,6 mg per kg berat badan per hari.

"Seperti bahan kimia lainnya, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Pada dosis tinggi, natrium dehidroasetat dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal dan efek toksik pada hati dan ginjal. Studi pada hewan telah menunjukkan bahwa dosis sangat tinggi bisa berpotensi menyebabkan keracunan," tuturnya kepada detikcom Rabu (24/7/2024).

Prof Zullies mengatakan untuk masyarakat yang terlanjur mengonsumsi natrium dehidroasetat untuk tidak khawatir selama tidak menimbulkan gejala khusus pada tubuh.

Sementara itu, mengacu penelitian pada hewan, Prof Hardin mengatakan natrium dehidroasetat bisa menyebabkan iritasi dan luka pada saluran cerna termasuk lambung. Bahkan pada penggunaan di level atau kadar tinggi, natrium dehidroasetat bisa memicu risiko jangka panjang termasuk gangguan pada jantung hingga kanker.

Meski begitu, ia mengungkap studi bahaya pengawet natrium dehidroasetat sampai saat ini masih relatif terbatas dan masih diuji coba pada hewan.

"Penelitiannya masih pada hewan. Karena memang batasnya tipis, orang nggak mau nyobain ke manusia lah, karena itu jadi dasar dugaan kajian-kajian pada animal trial kepada zat yang berpotensi pada level tertentu bisa jadi berbahaya," kata Prof Hardin.

3. Punya Risiko Jangka Panjang

Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PB PAPDI), Dr dr Sally Aman Nasution mengatakan hampir semua pengawet makanan itu tidak baik bagi tubuh. Namun, pada kadar tertentu memang dibutuhkan.

"Jangka panjang, rata-rata jangka panjang. Jarang yang langsung kayak racun gitu ya. Itu kan cepat gitu ya, tapi kalau ini kan tidak. Tapi dia kronik gitu, jadi butuh waktu untuk merusak jaringan," kata dr Sally.

NEXT: Awet hingga berbulan-bulan



Simak Video "Video: Basreng Indonesia Ditahan Taiwan gegara Pengawet Melebihi Batas Aman"


(up/up)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork